[BOGOR] Garam suci (Sal Sapientia) yang telah didoakan merupakan salah satu sarana untuk mengusir roh-roh jahat. Garam suci juga menghilangkan pengaruh kutukan, kekuatan susuk, kekuatan gelap dan bisa mengusir pocong.
Selain itu, yang terpenting, garam suci juga menyembuhkan korban atau pasien serta mengatasi guna-guna. Karena itu, kalau Anda penuh iman, tak perlu takut kepada setan atau roh jahat. Pesan dan pengalaman iman itu disampaikan Romo RD Alfons Sebatu PhD dalam seminar bertajuk Psycho-Exorcism di Aula Gereja Katedral Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/9).
Alfons menjelaskan, hal tersebut berdasarkan pengalamannya selama ini dalam mengusir roh-roh jahat. “Kalau kesurupan sedang berjalan, ajaklah pasien bicara dengan suara berwibawa. Kalau perlu sebut namanya dengan rileks, dan katakan engkau akan sembuh secepatnya,” jelasnya. Kalau dia (yang kesuruan) terus berontak, terang Romo Alfons, ulangi saja perintah itu sampai dia rileks.
Apabila pasien percaya pada perintah kita, dia akan rileks dan tidak akan memberontak. Biasanya pasien merespons dengan baik perintah untuk rileks itu. “Kalau dia sudah tenang, dia akan mengikuti perintah kita dengan patuh,” ungkap Romo Alfons.
Dipaparkannya, korban kerasukan biasanya dengan mudah menemukan setan atau roh yang merasukinya. Dianjurkan, gunakanlah pertanyaan seperti, “Apakah engkau sudah temukan setan atau roh yang merasukimu?” Sebab, jika belum, perintahkan ia untuk mencari setan itu sampai menemukannya. Kalau setan itu tidak ditemukan, dia tidak mungkin mengusirnya.
Dalam Nama Yesus
Di depan ratusan peserta seminar, Romo Alfons menekankan, kalau sudah diketemukan, maka dia harus memerintah setan untuk meninggalkan tubuhnya. Dia harus membuat “Self Exorcism”, dia sendiri mengusir setan. Katakan kepada pasien untuk mengulang perintah untuk agar setan meninggalkan tubuhnya dengan menggunakan kata :
“Dalam nama Yesus dari Nazareth, setan keluarlah dari tubuhku”. Biasanya setelah mengatakan tiga kali dengan perintah yang jelas, pasien akan jatuh pingsan. Kalau dia sudah sadar, doakanlah dia dengan mengucapkan Doa Bapa Kami dan syahadat Aku Percaya. Sesungguhnya, lanjut Romo Alfons, hanya satu dari 5.000 kasus kesurupan disebabkan karena setan. Ini berarti 99,99% tidak disebabkan oleh setan, tetapi karena kasus psikis.
Karena mayoritas kasus kesurupan adalah kasus psikis, pasien harus dirawat dengan menggunakan psikoterapi. Dengan demikian terbanyak kasus kesurupan harus ditangani oleh psikolog, terapis, practitioners, para imam, juga awam yang terlatih.
Alfons Sebatu adalah seorang imam diosesan Keuskupan Bogor, dan juga seorang ahli Psikologi Klinis. Saat ini dia menjabat sebagai ketua Komisi Keluarga Keuskupan Bogor, anggota Dewan Imam Keuskupan Bogor dan President of Pastoral Counseling Center Bogor.
Romo atau pastor kelahiran Manggarai, Flores, 2 Agustus 1954, ini mendapat gelar S1 dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan gelar BA Filsafat dari Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta.
Romo Alfons melanjutkan studi program pascasarjana, Jurusan Clinical Psychology di University of Philliphines, Quezone City, Phillipines. Selama di Filipina hingga kini dia telah menulis tujuh buku mengenai Psiko-Spiritual, Kumpulan Doa, dan buku spiritual lainnya. Salah satu karyanya adalah Karunia Penyembuhan (The Gift of Healing).
Proses Kerasukan
Sementara itu, Pastor Berty Ohoiwutun MSC yang mengutip para exorcist (pengusir setan) dalam materi Kabar Sukacita Agama Katolik yang disiarkan oleh TVRI 13 November 2011, aktivitas setan dapat dikelompokkan dalam dua bagian. Pertama, aktivitas atau tindakan biasa atau normal ialah godaan/pencobaan.
Secara esensial, godaan itu tidak lain daripada rayuan untuk melakukan dosa. Tetapi, supaya berdosa, orang harus menyadari apakah dia sedang melakukan kejahatan moral, jika tidak maka dia hanya bersalah karena ketidaktahuan dan bukan berdosa, seperti dijelaskan dalam Roma 7:15-20 oleh Paulus dengan baik menjelaskan hal ini.
Kedua, aktivitas yang extraordinaril. Aktivitas ini dipandang lebih kuat dari pencobaan. Menurut para exorcist, aktivitas extraordinari ini dapat dikategorikan dalam empat area besar sebagai berikut. Infestation adalah kehadiran aktivitas roh jahat dalam sebuah lokasi atau benda tertentu, seperti rumah hantu. Aktivitas ini lazim tampak fenomena-fenomena seperti berikut, jejak kaki yang misterius, bunyi atau suara.
Fenomena lainnya adalah tertawa dan teriakan yang keras, suhu ruangan yang tiba menurun atau merasakan angin yang dingin tanpa sumber yang jelas, barang menghilang tiba-tiba, kehadiran bau yang aneh. Demikian pula pintu dan jendela tertutup dan terbuka dengan sendirinya, peralatan listrik tidak berfungsi dengan tiba-tiba, dan lain-lain.
Oppression atau serangan fisik. Oppresi sering mengambil bentuk luncuran angin yang berhembus pada seseorang atau adanya goresan yang muncu secara misterius pada tubuh. Ada orang yang miliki tanda asing atau bahkan huruf muncul di kulit mereka, sementara yang lain mengklaim ditekan ke bawah atau keluar dari tempat tidur oleh kekuatan yang tidak kelihatan.
Dalam Injil Lukas dikisahkan, Yesus menyembuhkan seorang ibu yang dirasuki roh jahat hingga bungkuk punggungnya, (Luk 13:10-16). Umumnya, tipe ini ditujukan kepada mereka yang dekat dengan Tuhan, seperti para suci (Santa Catarina dari Siena, Santa Teresa dari Avila, Santo Yohanes Maria Vianey, dan lain-lain).
Para korban oppresi, seperti ditulis kitab Ayub lazimnya menderita dalam karya, kesehatan dan hubungan mereka. Tujuannya, agar mereka terisolasi dan putus sehingga berbalik meninggalkan Allah. Obsession disebut juga godaan roh jahat.
Jenis ini melibatkan serangan yang intens dan tetap pada pikiran korban. Lazimnya, pikiran obsesif dan kacau balau itu terjadi secara intens, sehingga korban tidak mampu untuk membebaskan dirinya. Pikirannya praktis dikuasai oleh roh jahat. Bahkan, bisa mendorong korban untuk mencederai orang lain, memprofankan ekaristi. Sering obesesi mempengaruhi mimpi seseorang dan menyengsarakan korban pada malam hari.
Possesion/kerasukan adalah aktivitas paling spektakuler dari Iblis dan paling jarang. Untuk jenis ini, iblis biasanya mengambil kontrol sementara atas tubuh seseorang, berbicara dan bertindak melaluinya tanpa pengetahuan orang itu. Kontrol ini terutama terjadi ketika korban berada dalam “situasi krisis” di mana korban masuk dalam keadaan setengah sadar.
Lalu faktor-faktor apa saja yang memungkinkan seseorang itu dirasuki/dikontrol oleh setan? Pertama-tama harus dikatakan bahwa kerasukan roh jahat tidak akan terjadi kecuali Tuhan mengizinkan. Ini tampak kontradiksi, tetapi maksudnya supaya seseorang itu semakin disucikan dan menjadi baik dalam hidupnya.
Menurut Gereja Katolik ada 4 faktor yang memungkinkan seseorang mengalami possession. Pertama, praktik ilmu gaib atau penyembahan berhala, misalnya sulap atau sihir. Karena itu, dalam KGK 2116, Gereja Katolik dengan tegas melarang adanya praktik-praktik seperti itu. Kedua, kutukan/sumpah, karena menyebabkan penderitaan orang lain. kutukan dapat menyebabkan perceraian, kegagalan dalam bisnis, memperparah penyakit, mengundang kerasukan, dan lain-lain.
Ketiga, serah diri kepada setan. Termasuk kategori ini adalah mereka yang masuk dalam pengikut/penyembah setan yang menambah kekuatan roh jahat dengan mempersembahkan dirinya atau keluarganya kepada seorang iblis. Keempat, hidup penuh dosa. Karena dosa, seperti dikatakan KGK, merupakan perlawanan melawan Allah, sebuah pemutusan persatuan dengan Tuhan. Lebih dari itu dosa dapat membuat pintu bagi possession. [SJM/M-15]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar