Senin, 13 November 2017

Kesimpulan

Dari uraian yang cukup panjang lebar di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa hal sehubungan dengan kerasukan setan dan gangguan kejiwaan sebagai berikut:

- Secara teoritis kita bisa memilah-milah perbedaan dan persamaan antara kerasukan setan dengan gangguan kejiwaan, karena ciri-cirinya bisa diidentifikasikan.

Dalam praktek, identifikasi dan diferensiasi antara kedua kondisi di atas tidaklah semudah dan sesederhana teorinya. Dalam teori kita bisa dengan mudah memilah-milah karena berdasarkan data kasus yang sudah terjadi. Namun di dalam kenyataan, seringkali terjadi data text book tidak sesuai dengan fenomena yang dihadapi, karena kita tidak berhadapan dengan benda mati melainkan dengan roh-roh jahat yang memiliki personalitas.

Semua data tentang perbedaan atau persamaan antara gejala-gejala kerasukan dengan gangguan kejiwaan hanya berfungsi sebagai alat bantu. Dalam kenyataan, kita akan diperhadapkan dengan banyak fenomena yang asing, kabur, dan kompleks yang tidak akan mungkin dipecahkan dengan data yang kita miliki. Dalam kondisi demikian peranan Roh Kudus untuk mengaruniakan kemampuan membedakan roh sangatlah kita butuhkan.

Tentang kerasukan 2

Kerasukan Setan dan Eksorsisme

oleh: P. William P. Saunders *

Saya menonton film “Exorcist”. Dapatkah setan benar-benar merasuki seseorang? Apakah Gereja sungguh mempraktekkan eksorsisme?
~ seorang siswa menengah di Sterling

Setan dan roh-roh jahat memang sungguh dapat merasuki seseorang. Kata “eksorsisme” berasal dari kata Latin “exorcizare” yang berarti “mengusir” atau “menghalau”. Dalam Perjanjian Baru diceritakan beberapa kisah kerasukan setan dan Tuhan kita melakukan eksorsisme atau mengusir setan-setan dan roh-roh jahat tersebut. Sebagai contoh, Yesus mengusir roh-roh jahat (yang menyebut diri sebagai “Legion”) di Gerasa. Orang yang kerasukan roh jahat itu begitu kuat hingga dapat memutuskan rantai yang membelenggunya serta menghancurkannya. Pada akhirnya, roh-roh jahat itu memasuki kawanan babi serta membinasakan mereka (bdk Mrk 5:1-20). Dalam setiap kisah pengusiran setan, kita melihat bahwa Kristus dengan penuh kemenangan menaklukkan iblis dan roh-roh jahat.

Kristus juga memberikan kuasa kepada para Rasul untuk mengusir roh-roh jahat dalam nama-Nya, “Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan” (Mat 10:1). Praktek eksorsisme dicatat dalam tulisan-tulisan para Bapa Gereja awali, termasuk St Yustinus, Martir (wafat 165), Tertulianus (wafat 230) dan St Sirilus dari Yerusalem (wafat 386). Sepanjang abad, Gereja mendokumentasikan dengan baik kasus-kasus kerasukan setan dan eksorsisme, termasuk kasus yang menjadi dasar cerita film “Exorcist” (walau baik Hollywood maupun bukunya tidak mengisahkannya tepat seperti fakta yang sesungguhnya).

Berdasarkan data biblis dan dasar historis seperti di atas, kita dapat membahas masalah ini dengan lebih baik. Pastor Jordan Aumann, O.P., seorang professor teologi spiritual yang terkemuka, menawarkan definisi sebagai berikut, “Kerasukan setan merupakan suatu fenomena di mana setan memasuki tubuh seorang yang hidup serta menggerakkan pancaindera dan anggota-anggota tubuhnya seolah ia menggunakan tubuhnya sendiri. Setan sungguh tinggal dalam tubuh korban yang malang; setan mengendalikan serta memperlakukannya sebagai miliknya sendiri. Mereka yang menderita akibat dimasuki secara paksa oleh setan disebut kerasukan setan” (Spiritual Theology, 408). Walau demikian, jiwa orang tidak dapat dimasuki atau dikuasai, dan dengan demikian tetap bebas; dalam arti, jiwa - yaitu orang itu sendiri - bagaikan dalam keadaan melayang. Paus Benediktus XIV dalam pengajarannya “De servorum Dei beatificatione, et beatorum canonizatione” memaklumkan, “Roh-roh jahat, dalam diri orang yang mereka rasuki, bagaikan motor dalam tubuh yang mereka gerakkan, namun dengan suatu cara yang begitu rupa hingga roh-roh jahat itu tak dapat menanamkan suatu sifat apa pun pada tubuh atau memberinya suatu bentuk eksistensi baru, ataupun, tepatnya, menjadi suatu makhluk tunggal, bersama orang yang dirasukinya.”

Dalam menentukan apakah seseorang dirasuki oleh setan atau roh-roh jahat, Gereja akan pertama-tama memastikan bahwa orang tersebut menjalani pemeriksaan jasmani dan kejiwaan yang seksama. Para pejabat Gereja juga akan berusaha mendapatkan tanda-tanda lain: fenomena fisik yang tak dapat dijelaskan, misalnya orang melayang atau benda-benda bergerak tanpa sebab yang jelas; orang memperlihatkan kekuatan yang melampaui batas wajar; orang mengerti dan mempergunakan bahasa-bahasa kuno yang sebelumnya sama sekali tak dikenalnya, seperti berbicara dalam bahasa Aram; orang mengetahui rahasia hidup pribadi tertentu, khususnya sang eksorsis (= pengusir setan), yang tak mungkin diketahui orang lain. Tanda lainnya adalah orang dengan keras menolak Tuhan, Bunda Maria, para kudus, salib dan gambar-gambar kudus yang diwujudkannya dalam bentuk kata-kata hujat atau tindakan-tindakan sakrilegi. Setan juga menyatakan kehadirannya melalui tindakan-tindakan angkara murka dan kekerasan, serta melalui hujat, sakrilegi, kata-kata jorok dan cabul. Uskup akan memberikan wewenang eksorsisme hanya setelah pemeriksaan yang seksama dan pertimbangan yang matang atas segala bukti, dan kemudian menunjuk seorang imam guna melakukan eksorsisme.

Ritual Romawi menetapkan suatu Ritus Eksorsisme yang meliputi serangkaian doa, berkat dan seruan pengusiran setan. (Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen menerbitkan revisi ritual eksorsisme pada tanggal 26 Januari 2000, dengan sepersetujuan Paus Yohanes Paulus II). Perlengkapan senjata kudus yang dipergunakan dalam suatu eksorsisme meliputi: menerima Sakramen Tobat, menyambut Komuni Kudus, puasa dan doa (teristimewa mendaraskan rosario), penggunaan sakramentali (seperti memberkati dengan air suci, menghadirkan salib atau gambar-gambar religius lainnya), memberkati dengan reliqui para kudus, serta menyerukan nama Tuhan Yesus, Santa Perawan Maria dan Santo Mikhael. Guna menegaskan kuasa sakramentali, St Theresia dari Avila dalam Buku Riwayat Hidupnya mengatakan, “Seringkali kualami bahwa tak ada yang membuat iblis lari terbirit-birit - tanpa pernah kembali lagi - selain dari air suci” (Bab 31); ia mengajarkan bahwa setan tak dapat tahan akan nama Yesus, salib dan air suci. Ritual eksorsisme diulangi hingga setan berhasil diusir keluar dari orang yang kerasukan, kemudian eksorsis memohon kepada Tuhan untuk jangan pernah mengijinkan setan merasuki orang itu lagi.

Sepanjang peristiwa kerasukan dan bahkan saat eksorsisme, orang yang bersangkutan tak hanya mengalami masa-masa krisis di mana pergulatan dengan iblis tampak nyata, melainkan mengalami juga masa-masa tenang di mana orang mengira bahwa kerasukan telah berakhir. Yang menarik, setelah eksorsisme, orang yang kerasukan tak lagi ingat akan apa yang terjadi selama ia dirasuki setan.

Mengapakah Tuhan membiarkan setan merasuki seseorang? Kita patut ingat bahwa kita semua berjuang melawan godaan-godaan dari penguasa dunia ini. Bagaimanapun, kita adalah korban-korban tak berdaya dari dosa asal dan kita membutuhkan rahmat Tuhan untuk melakukan segala yang baik dan kudus. Ketika ritual eksorsisme yang baru diterbitkan, Kardinal Medina, Prefect Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen memaklumkan dengan sangat tegas, “… Saya hendak menegaskan bahwa pengaruh jahat setan dan para pengikutnya biasanya dilakukan melalui dusta dan kebimbangan. Yesus adalah Kebenaran; iblis adalah bapa segala dusta. Ia memperdayakan umat manusia dengan membuat manusia percaya bahwa kebahagiaan didapatkan dalam harta, kuasa atau keinginan daging. Ia memperdayakan manusia agar berpikiran bahwa mereka tidak membutuhkan Tuhan, bahwa rahmat dan keselamatan tidaklah perlu. Ia bahkan memperdayakan manusia dengan menyamarkan perasaan berdosa atau bahkan melenyapkannya sama sekali; ia menggantikan hukum Tuhan sebagai patokan moral dengan adat atau kebiasaan mayoritas.” Karenanya, para penulis rohani beranggapan bahwa orang rentan terhadap kerasukan yang demikian, melalui, misalnya, gaya hidup yang mengakibatkan dosa berat, biasa melakukan kejahatan, berhasrat mengenal ilmu gaib dan terpikat oleh bentuk-bentuk spiritisme, magi dan sihir. Sebagai contoh, dalam kisah nyata yang menjadi dasar dari kisah “The Exorcist”, si anak, sebelum kerasukan, biasa ikut serta dalam praktek memanggil roh-roh orang mati yang dilakukan oleh bibinya, dan ia sendiri mulai bermain jaelangkung.

Mengapakah setan merasuki seseorang? Dalam buku “The Exorcist”, imam senior, Pastor Merrin, berbicara kepada Pastor Karras muda yang bertanya kepadanya, “Mengapakah gadis ini? Sama sekali tak masuk akal.” Pastor Merrin, seorang eksorsis yang berpengalaman, menjawab, “Aku pikir, tujuannya adalah membuat kita putus asa - melihat diri kita sendiri sebagai binatang yang buruk, menolak kemungkinan bahwa Tuhan dapat mengasihi kita.” Walau teks ini adalah fiksi, namun demikian pesan yang disampaikannya benar. Entah melalui kengerian dosa atau kerasukan, setan hendak mematahkan keyakinan kita bahwa Tuhan mengasihi kita lebih dari yang dapat kita bayangkan dan Tuhan bahkan bersedia mengampuni dosa apapun, asal saja kita menyesalinya dengan sungguh. Kita wajib terus-menerus berpaling kepada Allah kita, biarlah mata kita menatap lekat kepada-Nya. Kita wajib mendayagunakan perlengkapan rahmat yang Tuhan percayakan kepada Gereja-Nya, teristimewa Sakramen Tobat dan Sakramen Ekaristi, sakramentali, seperti salib dan air suci. Doa setiap hari juga sangatlah penting, termasuk mendaraskan Doa kepada Malaikat Agung St Mikhael. Kita memiliki pengharapan yang besar, sebab Tuhan kita adalah “jalan dan kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6) yang “telah mengalahkan dunia” (Yoh 16:33). Cinta kasih Allah akan senantiasa menaklukkan yang jahat.             

“The Exorcist”, baik versi buku maupun film, bertolak dari suatu kisah nyata kerasukan setan. Kita patut ingat bahwa buku, dan terutama film, memiliki unsur-unsur ala “Hollywood” yang sensasional, yang adalah fiksi belaka.

Kisah nyata yang sebenarnya bermula pada bulan Januari 1949, melibatkan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun bernama Robbie yang tinggal bersama kedua orangtua serta neneknya di Mt. Rainier, Md (Beberapa sumber menyebutkan bahwa keluarga tersebut sebenarnya tinggal dekat Cottage City; mungkin, pihak yang berwajib bermaksud merahasiakan tempat kejadian yang sesungguhnya guna melindungi si anak). Robbie sangat akrab dengan bibinya yang seringkali mengunjungi keluarga mereka dari St. Louis, Mo. Bibinya itu seorang medium yang biasa berhubungan dengan dunia roh. Tidak saja bibinya itu membangkitkan minat Robbie akan praktek gaib ini, melainkan ia juga mengajarinya bagaimana bermain jaelangkung.

Fenomena ganjil mulai terjadi pada tanggal 10 Januari 1949. Keluarga tersebut mendengar bunyi cakaran di dinding-dinding, tetapi para petugas pembasmi tidak mendapati bukti akan adanya binatang maupun serangga pengganggu. Barang-barang bergerak dengan sendirinya: meja akan terbalik, kursi akan bergerak melintasi ruangan, jambangan akan terbang di udara dan lukisan Kristus akan bergetar. Malam hari, Robbie merasakan cakaran-cakaran di tempat tidurnya; kerap kali ia diganggu mimpi-mimpi buruk.

Sesudah kematian bibinya yang tiba-tiba pada tanggal 26 Januari, Robbie terus bermain jaelangkung untuk berkomunikasi dengannya dan dengan roh-roh lainnya. Fenomena ganjil juga terus berlanjut. Di samping itu, perangai Robbie berubah - ia menjadi kacau, gelisah dan cepat marah.

Pada bulan Februari, orangtuanya mengajak Robbie menemui pendeta Lutheran mereka, Rev. Schulze. Karena minatnya pada ilmu gaib, pendeta berpikiran bahwa mungkin suatu roh jahat sedang mengganggu keluarga tersebut. Rev Schulze mengijinkan Robbie pindah ke rumahnya untuk pemeriksaan selama beberapa hari lamanya. Pendeta melihat sendiri kursi-kursi dan benda-benda lain bergerak dengan sendirinya. Melihat tempat tidur bergoncang, ia memindahkan kasurnya ke atas lantai, di mana kasur lalu meluncur dengan sendirinya. Rev Schulze menjadi curiga akan kehadiran roh jahat.

Sesuai saran Rev Schulze, keluarganya membawa Robbie ke Klinik Kejiwaan Universitas Maryland untuk menjalani pemeriksaan. Setelah dua rangkaian pemeriksaan, tak ditemukan suatupun yang abnormal. Rev Schulze kemudian menyarankan keluarga tersebut untuk menghubungi imam Katolik setempat.

Robbie dan kedua orangtuanya menemui Pastor Hughes dari Gereja Katolik St Yakobus di Mt. Rainier. Sementara bertanya jawab dengan Robbie, Pastor Hughes melihat telepon dan benda-benda lain dalam kamar kerjanya bergerak dengan sendirinya. Robbie juga melontarkan kata-kata jorok dan hujat pada imam dalam suara yang aneh, seperti suara roh jahat. Ruangan menjadi ngeri serta menyeramkan. Pastor Hughes yakin bahwa Robbie kerasukan setan. Setelah mempelajari fakta dan juga catatan kesehatan yang ada, Kardinal O'Boyle menyetujui dilakukannya eksorsisme.

Robbie dibawa ke Rumah Sakit Georgetown di mana Pastor Hughes memulai ritual eksorsisme. Anak laki-laki itu menjadi buas, meludah dan muntah-muntah. Ia melontarkan kata-kata jorok dan hujat kepada Pastor Hughes. Walau dibelenggu di atas tempat tidur, Robbie berhasil melepaskan diri dan mencabut sebuah pegas logam yang ia cambukkan kepada Pastor Hughes dari bahu kiri hingga ke pergelangan tangannya. Dibutuhkan seratus jahitan guna menutup luka menganga di tubuh imam. Robbie tampak tenang setelah melakukan serangan ini, tak ingat akan aniaya yang ia lakukan. Robbie dilepaskan dan dihantar pulang.

Peristiwa aneh segera terjadi kembali di rumah mereka. Suatu malam, ketika Robbie sedang merapikan tempat tidurnya, tiba-tiba ia menjerit. Suatu kata berdarah telah digoreskan pada dadanya: Louis. Ibunya bertanya apakah ini artinya “St Louis”, dan suatu kata berdarah lainnya muncul: ya.

Hampir seketika itu juga, keluarga mereka berangkat untuk mengunjungi sepupu Robbie di St Louis. Fenomena ganjil yang sama mulai terjadi. Sepupunya, seorang mahasiswi di Universitas St Louis, membicarakan hal tersebut kepada salah seorang imam professor, Pastor Bishop, S.J. Imam kemudian menghubungi salah seorang sahabatnya, Pastor Bowdern, S.J., imam dari Gereja St Fransiskus Xaverius.

Kedua imam dan seorang frater Yesuit pergi mewawancarai Robbie pada tanggal 9 Maret 1949. Mereka melihat cakaran zig-zag berdarah pada dada anak itu. Mereka mendengar bunyi-bunyi cakaran. Mereka melihat sebuah lemari buku yang besar bergerak dan berputar dengan sendirinya, dan sebuah bangku bergerak melintasi ruangan. Tempat tidur Robbie bergoncang sementara ia berbaring di atasnya. Ia mencecarkan kata-kata jorok dan hujat kepada mereka. Para imam ini tahu bahwa mereka sedang berhadapan dengan si jahat.

Mereka mengajukan permohonan kepada Kardinal Ritter agar diijinkan melakukan eksorsisme. Setelah memeriksa semua bukti yang ada termasuk hasil pemeriksaan medis dan psikiatris, Bapa Kardinal mengabulkan permohonan mereka pada tanggal 16 Maret.

Sementara para imam memulai Ritus Eksorsisme, Robbie menjadi buas. Ia mengeluarkan suara lolongan dan geraman. Ranjang bergoncang turun naik. Di dadanya muncul cakaran-cakaran berdarah dengan kata-kata neraka dan iblis, dan bahkan gambar setan. Robbie meludahi para imam sementara ia mencecarkan kata-kata jorok dan hujat, sembari sesekali tertawa keji.

Demi keselamatannya sendiri dan keluarga, Robbie kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Alexian Brothers dan ditempatkan dalam bangsal sakit jiwa. Pastor Bowdern terus melanjutkan eksorsisme. Dengan persetujuan keluarga, Robbie dibaptis Katolik. Ketika Pastor Bowdern berusaha memberinya Komuni Kudus-nya yang Pertama, lima kali Robbi meludahi Hosti Kudus; maka mereka berhenti untuk mendaraskan Rosario, dan pada akhirnya Robbie menyambut Ekaristi Kudus.

Pada tanggal 18 April, Senin Paskah, eksorsisme mencapai puncaknya. Sementara Pastor Bowdern melanjutkan ritual, setan mengenali kehadiran Malaikat Agung St Mikhael; roh jahat itu dihalau keluar dari Robbie. Suatu suara seperti ledakan terdengar menggema di seluruh rumah sakit. Setelah segala aniaya roh jahat ini, Robbie sama sekali tak ingat akan peristiwa kerasukan setan ini, kecuali penampakan St Mikhael. Yang menarik, The Washington Post pada tanggal 20 Agustus 1949 memuat berita di halaman depan dengan judul, “Imam Membebaskan Seorang Anak Mt. Rainier yang Dilaporkan Berada dalam Cengkeraman Iblis.”

Sudah pasti, kisah ini amat menyeramkan, tetapi benar adanya. Perlu dicatat juga bahwa tak peduli efek-efek sensasional apapun yang mungkin ditambahkan Hollywood dalam filmnya, namun demikian semua itu tak dapat dibandingkan dengan kengerian sesungguhnya atas kehadiran nyata roh jahat dalam fenomena kerasukan setan.

Jadi, menanggapi pertanyaan pembaca, jawabnya adalah ya, iblis dapat benar-benar merasuki seseorang, dan ya, Gereja memang mempraktekkan eksorsisme. Berjaga-jagalah! Jauhi segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu gaib, termasuk jaelangkung. Gunakanlah perlengkapan senjata kudus yang melindungi kita dari yang jahat, yaitu doa, Misa, Komuni Kudus, taat pada perintah Allah dan ajaran-ajaran Gereja, serta kerap menerima Sakramen Tobat. Jika kita mengandalkan perlengkapan senjata kudus ini demi mendapatkan rahmat-rahmat Tuhan, maka kita tak perlu khawatir: kasih Tuhan akan senantiasa menang atas yang jahat.

Jumat, 13 Oktober 2017

Kesimpulan

Dari uraian yang cukup panjang lebar di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa hal sehubungan dengan kerasukan setan dan gangguan kejiwaan sebagai berikut:

- Secara teoritis kita bisa memilah-milah perbedaan dan persamaan antara kerasukan setan dengan gangguan kejiwaan, karena ciri-cirinya bisa diidentifikasikan.

Dalam praktek, identifikasi dan diferensiasi antara kedua kondisi di atas tidaklah semudah dan sesederhana teorinya. Dalam teori kita bisa dengan mudah memilah-milah karena berdasarkan data kasus yang sudah terjadi. Namun di dalam kenyataan, seringkali terjadi data text book tidak sesuai dengan fenomena yang dihadapi, karena kita tidak berhadapan dengan benda mati melainkan dengan roh-roh jahat yang memiliki personalitas.

Semua data tentang perbedaan atau persamaan antara gejala-gejala kerasukan dengan gangguan kejiwaan hanya berfungsi sebagai alat bantu. Dalam kenyataan, kita akan diperhadapkan dengan banyak fenomena yang asing, kabur, dan kompleks yang tidak akan mungkin dipecahkan dengan data yang kita miliki. Dalam kondisi demikian peranan Roh Kudus untuk mengaruniakan kemampuan membedakan roh sangatlah kita butuhkan.

Kerasukan setan

1. Apa itu kerasukan setan?

"Kerasukan setan" atau yang disebut juga "dimiliki oleh setan" (demon possession) merupakan suatu fenomena yang dari dulu sampai sekarang masih tetap relevan. Banyak pakar yang telah mencoba untuk mendefinisikannya. Berikut akan diberikan dua definisi.

Merrill F. Unger mendefinisikan demon possession sebagai berikut:

suatu keadaan di mana satu atau lebih roh-roh jahat atau setan-setan menempati tubuh seorang manusia dan dapat mengambil kendali secara sepenuhnya terhadap kehendak korban.419

Sedangkan C. Fred Dickason mendefinisikannya sebagai berikut:

kepasifan atau kontrol yang disebabkan oleh setan sebagai akibat tinggalnya setan dalam diri seseorang, yang memanifestasikan dampak-dampaknya dalam berbagai macam kelainan fisik dan mental dan dalam berbagai macam tingkatan.420

Dari definisi ini kita bisa menggambarkan diri orang yang dirasuk setan seperti sebuah rumah di mana setan atau setan-setan yang menempatinya dapat dengan bebas keluar masuk. Jika suatu waktu setan itu masuk dan mulai melakukan aksi dalam diri sang korban, maka orang itu akan berubah dari kondisi normal dan mulai berperilaku abnormal atau "supranatural" sebagaimana pribadi setan yang menempatinya.

2. Gejala-gejala orang yang kerasukan setan

Kurt Koch, seorang demonolog Kristen dari Jerman mendaftarkan delapan gejala kerasukan setan berdasarkan Markus 5, yaitu:

- orang itu sungguh-sungguh didiami oleh roh jahat (ay. 2)

- memiliki kekuatan fisik luar biasa, melampaui kekuatannya dalam keadaan normal (Ay. 3)

- menjadi liar dan buas (ay. 4)

- mengalami personalitas yang terpisah (terpecah) (ay. 6-7)

- menentang hal-hal yang spiritual (ay. 7)

- memiliki kemampuan clainvoyant (ay. 7)

- menunjukkan perubahan suara yang bervariasi (ay. 9)

- terjadi pemindahan kekuatan okultis (ay. 12-13)421

Gejala-gejala kerasukan setan dalam Markus 5 ini tidak bisa dikatakan mewakili semua manifestasi kerasukan setan dalam Alkitab (PB). Mengapa ? Karena dalam bagian-bagian Alkitab lainnya kita mendapati gejala-gejala lainnya, antara lain:

- gejala-gejala yang mirip epilepsi (Mrk 9:14-29)

- bisu (Mat 9:32-34)

- buta dan bisu (Mat 12:22-30)

- punggung menjadi bongkok (Luk 13:10-13)

Dari data Alkitab tersebut kita melihat bahwa tidak semua kasus kerasukan setan ditandai dengan gejala-gejala penyimpangan perilaku yang spektakuler Banyak juga dijumpai dalam wujud seperti penyakit atau cacat tubuh. Perlu diperhatikan juga bahwa Alkitab, membedakan kasus kerasukan dengan penyakit kejiwaan (Lihat Mat 4:24, di mana sakit ayan dibedakan dari kerasukan.)

Jika di atas kita telah melihat gejala-gejala kerasukan setan dari sumber Alkitab, maka sekarang kita akan meninjaunya dari pengalaman nyata masa kini seperti yang dilaporkan oleh beberapa pakar.

Merrill F. Unger422

Ia memaparkan beberapa gejala kerasukan sebagai berikut:

- adanya proyeksi personalitas baru secara otomatis di dalam diri korban

- pengetahuan supranatural, termasuk kemampuan berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak pernah dipelajari sebelumnya; juga hal-hal lain yang tidak lazim dilakukan manusia normal

- kekuatan fisik yang supranatural

- kerusakan moral

- deep melancholy, kegilaan, ecstatic, kejang-kejang, mulut berbusa, dan lain-lain.

Alfred Lechler423

Ia menyatakan bahwa seseorang yang dirasuk setan akan menampakkan gejala-gejala berikut: kecenderungan untuk berbohong dan berpikiran kotor; takut, gelisah, depresi; dorongan memberontak kepada Allah atau menghujat; brutal dan mengutuk; penyimpangan-penyimpangan seks; tidak menyukai hal-hal rohani; tidak mampu mengatakan atau menuliskan nama Yesus; memiliki kemampuan clairvoyance, melawan tindakan-tindakan konseling; tidak mampu menyebutkan pekerjaan-pekerjaan iblis; tidak sadar diri; berbicara dalam bahasa-bahasa asing; kekuatan fisik yang luar biasa; mengalami kesakitan-kesakitan yang tidak berkaitan dengan suatu luka atau penyakit.

Kurt Koch424
Kurt Koch424

Koch mendaftarkan beberapa gejala menonjol yang ditemuinya dalam pelayanan konselingnya, yaitu:

- menolak ketika diajak berdoa dan membaca Alkitab

- mengalami kekejangan selama berdoa

- menunjukkan reaksi terhadap nama Yesus

- menampakkan clairvoyant ability

- berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak pernah dikenal sebelumnya

Sebagai tambahan, dalam buku liturgi Katolik yang dinamakan Rituale Romenum Tit. X, disebutkan empat macam gejala kerasukan setan, yaitu:

- tahu akan suatu bahasa yang tidak dikenal sebelumnya

- mengetahui tentang hal-hal rahasia dan hal-hal yang jauh di depan

- adanya perwujudan kekuatan dan kuasa yang tidak seperti biasanya

- adanya sikap menentang dan menghujat perkara-perkara yang berhubungan dengan Allah dan gereja

Dari berbagai gejala yang dikumpulkan oleh para ahli di atas, kita bisa melihat adanya kemiripan dengan gejala-gejala yang ditemukan dalam Alkitab. Kita juga mengamati adanya gejala kerasukan yang tumpang tindih dengan gejala-gejala yang ditampakkan oleh beberapa penyakit atau gangguan kejiwaan.

Gangguan kejiwaan

1. Apa yang dimaksud dengan gangguan kejiwaan?

Gangguan kejiwaan (mental illness) dapat didefinisikan sebagai suatu gangguan terhadap fungsi bagian tertentu dari pikiran (emosi, intelek, dan/atau kehendak) yang dapat dikenali, dengan atau tanpa gangguan terhadap fungsi tubuh; yang cukup dapat dianggap sebagai kondisi abnormal dalam orang tertentu.426

Definisi tersebut merupakan suatu definisi yang sifatnya sangat umum. Sulit untuk membuat definisi yang spesifik tentang gangguan kejiwaan karena pada dasarnya tidak ada suatu garis pemisah yang jelas antara keadaan pikiran yang sehat dengan yang sakit seperti yang bisa dilakukan untuk kesehatan badan.

Ada banyak macam gangguan kejiwaan, namun secara umum dapat digolongkan dalam enam hal berikut:

(1) Organic brain syndrome

(2) Psychosis

(3) Neurosis

(4) Personality disorders

(5) Psychophysiologic (psychosomatic) disorders

(6) Kondisi-kondisi tanpa manifestasi psychiatric disorders427

Karena luasnya bidang cakupan gangguan kejiwaan ini (termasuk juga gejala-gejala gangguan kejiwaan yang teramati), maka dalam artikel ini hanya akan dipaparkan dan dibahas tiga jenis gangguan kejiwaan, yaitu schizophrenia, epilepsy dan multiple personality.

Schizophrenia

Merupakan suatu kelainan di mana pikiran dan kepribadian seseorang terpecah belah. Ada empat tipe schizoprenia.428 Schizoprenia termasuk dalam Psyrhotic disorders.

Gejala-gejala umum yang dapat diamati dalam semua jenis schizoprenia adalah:

- mengalami perubahan dalam relasinya dengan dunia

- selalu mengalami halusinasi

- selalu berpikir bahwa fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa dalam dunia sekitarnya memiliki makna atau tujuan khusus yang berkaitan dengan hidupnya sendiri

- merasa adanya perasaan atau pikiran yang diganggu (ketakutan dan kecurigaan terhadap sesuatu)

- senang menyendiri

- kekejangan pada waktu penyakit kambuh

- tidak perduli terhadap kebersihan pribadi

- menunjukkan pikiran atau kepribadian Tang terpecah.belah (sebentar marah, diam, mengamuk, dan lain-lain)429

Epilepsy

Epilepsi adalah suatu penyakit kejiwaan yang termasuk golongan Organic Brain Disorders. Ada cukup banyak definisi tentang epilepsi.

Berikut akan diberikan beberapa di antaranya.

Beaumont mendefinisikan epilepsi sebagai suatu kelainan atau penyakit kronis yang ditandai dengan adanya serangan ketidaksadaran yang berulang kali, dengan atau tanpa kejang-kejang, akibat suatu penyebab yang tidak dikenal.430 Sedangkan Walshe mendefinisikannya sebagai ekspresi dari suatu gangguan yang mendadak dan sementara terhadap fungsi-fungsi serebral (syaraf otak).431 Sementara itu menurut Lahey dan Ciminero432, epilepsi merupakan suatu kelainan yang mendadak yang bervariasi dan melibatkan gangguan-gangguan neuro-chemical sehingga mengakibatkan transmisi dalam sel-sel otak secara berlebihan dan abnormal.433

Dari definisi-definisi di atas, dapatlah disimpulkan bahwa epilepsi terjadi karena adanya suatu kelainan fungsi fisiologis dalam otak. Gejala-gejalanya dapat terjadi berulang kali dan kronis. Sebenarnya epilepsi bukan suatu penyakit spesifik, melainkan hanya suatu tanda adanya beberapa gangguan organis, terutama pada otak.434

Gejala-gejala epilepsi secara umum adalah:19)

- aura, yaitu tanda-tanda awal serangan epilepsi. Berupa rasa pusing, sakit kepala, gangguan-gangguan pada penglihatan dan pendengaran, sedikit kekejangan pada otot

- fase kejang-kejang (tonic phase), yang didahului dengan hilangnya kesadaran lalu diikuti kontraksi semua otot tubuh sehingga menjadi sangat kaku (tangan, kaki, leher, dll.); jari-jari tangan menggenggam, mulut terkatup rapat dan berbusa

- fase tertidur (postconvulsive coma); setelah fase kejang-kejang tersebut di atas, pasien akan tertidur pulas selama satu jam atau lebih; kemudian setelah sadar, biasanya ia akan kebingungan dan tidak ingat apa yang baru saja terjadi

Multiple Personality

Multiple personality adalah suatu kelainan di mana pola perilaku atau kepribadian yang khas dari seorang individu bergant
Multiple Personality

Multiple personality adalah suatu kelainan di mana pola perilaku atau kepribadian yang khas dari seorang individu berganti atau berubah dengan cepat. dan berulang kali dari yang satu kepada yang lain. Hal ini menimbulkan kesan ada lebih dari satu kepribadian dalam diri orang tersebut.

Dalam dunia psikiatri, kasus-kasus kelainan ini termasuk langka. Dilaporkan bahwa sampai tahun 1944 hanya ditemukan 16 kasus dan kurang dari 100 dalam tahun 1972.435

2. Beberapa contoh kasus

Dari beberapa contoh kasus di bawah ini kita dapat melihat gejala-gejala multiple personality.

a. Kasus Miss Sally Beauchamp436

Kasus ini pertama kali dilaporkan oleh Dr. Morton Prince pada tahun 1905. Dilaporkan bahwa Miss Beauchamp memiliki tiga kepribadian utama (B1, B2, B425. B1 diasumsikan sebagai kepribadian aslinya. Pada waktu-waktu tertentu, B1 hilang, digantikan dan dikendalikan oleh B2 atau B3 yang sama sekali berbeda. Pribadi-pribadi ini melakukan hal-hal yang sama sekali tidak disukai oleh Bl. Misalnya, salah satu pribadi ketika mengontrol pergi ke luar kota dan mengumpulkan ular, labah-labah, kemudian dikirimkan kepada B1. Dari penelitian Prince, didapati bahwa B1 sama sekali tidak mengenal B2 dan B3. Di lain pihak B3 mengenal baik tindakan B1 dan B2, namun hanya tahu pikiran Bl.

b. Kasus Eva437

Kasus ini muncul pada tahun 1977. Seorang wanita yang dikenal dengan nama samaran Eva dilaporkan memiliki 24 kepribadian yang terpisah.

c. Kasus Sybil 23)

Dilaporkan oleh Schreiber pada tahun 1976. Sybil memiliki 16 pribadi berbeda yang berkembang dalam 42 tahun.

Jadi jelas terlihat bahwa multiple personality kebanyakan terjadi pada wanita. Kepribadian-kepribadian yang ada tidak terjadi atau muncul pada waktu yang bersamaan, tetapi berkembang dalam suatu kurun waktu tertentu (bisa bertahun-tahun). Pribadi-pribadi yang berbeda itu bisa saling mengenal atau menyadari, bisa pula tidak. Perlu juga ditambahkan bahwa pribadi yang berkembang lebih belakangan akan mengembangkan sistem memori tersendiri dan akan mengalami perkembangan menjadi pribadi sendiri yang lain.438

 
copyright © 2005-2017 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) | Laporan Masalah/Saran | Join Facebook Alkitab SABDA
Tampilkan Alkitab
   

Pencarian Universal:
  
Hanya dalam TB
Pencarian Tepat
Pencarian Khusus
Tafsiran/Catatan
Studi Kamus
Studi Kata
Leksikon
Sistem Studi Peta
Ilustrasi Khotbah
Ekspositori
Gambar
Resource
Bacaan Alkitab Harian
SABDA web
CD SABDA
Alkitab Mobile
TIP #33: Situs ini membutuhkan masukan, ide, dan partisipasi Anda! Klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.02 detik
dipersembahkan oleh YLSA
Alkitab SABDA
Antarmuka : Indonesia | Inggris Versi :  Preferensi   Pencarian Khusus                             Home | YLSA | Download | Fitur | Font | Tutorial | FAQ | Interaktif | Tentang Kami

Tentang kerasukan 3

Dari berbagai gejala kerasukan setan dan gangguan kejiwaan (yang secara khusus difokuskan pada tiga macam kelainan di atas) kita mendapati bahwa di dalamnya ada hal-hal yang sama, tetapi ada juga yang berbeda. Hal-hal yang sama inilah yang seringkali menimbulkan masalah dan kesulitan dalam usaha menyimpulkan diagnosa apakah seseorang itu memang kerasukan atau hanya menderita gangguan kejiwaan atau bahkan kedua-duanya.

Seseorang yang kerasukan setan maupun yang sakit jiwa bisa mengalami gejala-gejala umum yang sama sebagai berikut:

- kepribadian atau pikiran yang terpecah

- mengalami halusinasi

- mengalami kejang-kejang; jatuh ke tanah dan berguling-guling; mulut berbusa

- senang menyendiri (sikap asosial)

- bisa berbicara dengan bahasa-bahasa yang tidak dapat dipahami pendengarnya

- mengabaikan kebersihan diri

Walaupun ada banyak gejala yang sama-sama bisa diamati baik pada penderita kerasukan maupun gangguan kejiwaan, namun kita masih bisa mendeteksi beberapa perbedaan di antara keduanya, sehingga kita masih bisa mengadakan identifikasi dan diferensiasi antara keduanya.

Biasanya orang yang kerasukan setan mengalami perubahan suara, yang khas dan kontras. Misalnya, seorang wanita muda mengeluarkan suara seorang laki-laki, atau sebaliknya. Fenomena semacam ini tidak akan pernah dijumpai dalam kasus-kasus gangguan kejiwaan. Demikian juga dengan kepribadiannya, orang yang kerasukan bisa dalam sekejap berubah pribadinya. Dalam multiple personality juga terjadi perubahan kepribadian, akan tetapi hal ini terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama (tidak dalam sekejap).

Seorang yang dirasuk setan pada umumnya menunjukkan kemampuan clairvoyance (bdk. Ks 16:16). Ia mampu mengetahui hal-hal yang tidak kelihatan atau yang belum terjadi secara jitu. Misalnya, ia bisa menunjukkan dosa-dosa tertentu dari seseorang, atau meramal sesuatu dengan tepat. Hal semacam ini tidak ditemui dalam kasus-kasus gangguan kejiwaan.

Kekuatan atau tenaga seseorang yang kerasukan setan menjadi berlipat ganda. Tampaknya semakin lama ia menjadi semakin kuat, bahkan tidak jarang ia mampu melemparkan beberapa orang yang berusaha memeganginya atau memutuskan tali-tali pengikatnya. Seseorang yang kerasukan tidak menampakkan tanda-tanda kesakitan walaupun dalam kondisi terluka. Dalam kasus gangguan kejiwaan, pasien bisa juga mengamuk dan menunjukkan peningkatan kekuatan, namun hal ini ada batasnya. Setelah beberapa saat biasanya ia akan menjadi lemas karena kehabisan tenaga.

Sebenarnya perbedaan yang sangat kontras lebih banyak terlihat pada waktu diadakan bimbingan rohani. Pada kasus-kasus kerasukan, biasanya korban akan menunjukkan perlawanan yang aktif. Misalnya, ia akan menjadi gelisah dan menolak ketika diajak berdoa. Pada waktu diminta untuk membaca Alkitab, setiap sampai pada kata atau frase yang mengandung unsur yang berkaitan dengan Yesus, ia akan mengalami kesulitan dalam membaca atau mengejanya, biasanya hal itu akan dilompati. Juga ketika diusir dalam nama Yesus, penderita kerasukan akan menampakkan reaksi yang sangat jelas, misalnya: menjerit-jerit ketakutan, berputar-putar, dan lain-lain.

Terakhir, perlu juga ditambahkan, bahwa dalam rangka membedakan kedua keadaan tersebut, kita perlu dan harus bergantung penuh kepada kuasa Tuhan. Bisa terjadi beberapa kasus sangat sulit untuk diidentifikasi. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mungkin hal ini karena roh jahat yang merasukinya termasuk jenis yang pandai menipu dan berpura-pura (Ingat, dalam dunia rohpun ada tingkatan-tingkatannya). Justru di sinilah kita memerlukan karunia membedakan roh yang berasal dari Roh Kudus, sehingga mampu memutuskan tindakan yang tepat.

Tentang kerasukan 2

Kerasukan Setan dan Eksorsisme

oleh: P. William P. Saunders *

Saya menonton film “Exorcist”. Dapatkah setan benar-benar merasuki seseorang? Apakah Gereja sungguh mempraktekkan eksorsisme?
~ seorang siswa menengah di Sterling

Setan dan roh-roh jahat memang sungguh dapat merasuki seseorang. Kata “eksorsisme” berasal dari kata Latin “exorcizare” yang berarti “mengusir” atau “menghalau”. Dalam Perjanjian Baru diceritakan beberapa kisah kerasukan setan dan Tuhan kita melakukan eksorsisme atau mengusir setan-setan dan roh-roh jahat tersebut. Sebagai contoh, Yesus mengusir roh-roh jahat (yang menyebut diri sebagai “Legion”) di Gerasa. Orang yang kerasukan roh jahat itu begitu kuat hingga dapat memutuskan rantai yang membelenggunya serta menghancurkannya. Pada akhirnya, roh-roh jahat itu memasuki kawanan babi serta membinasakan mereka (bdk Mrk 5:1-20). Dalam setiap kisah pengusiran setan, kita melihat bahwa Kristus dengan penuh kemenangan menaklukkan iblis dan roh-roh jahat.

Kristus juga memberikan kuasa kepada para Rasul untuk mengusir roh-roh jahat dalam nama-Nya, “Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan” (Mat 10:1). Praktek eksorsisme dicatat dalam tulisan-tulisan para Bapa Gereja awali, termasuk St Yustinus, Martir (wafat 165), Tertulianus (wafat 230) dan St Sirilus dari Yerusalem (wafat 386). Sepanjang abad, Gereja mendokumentasikan dengan baik kasus-kasus kerasukan setan dan eksorsisme, termasuk kasus yang menjadi dasar cerita film “Exorcist” (walau baik Hollywood maupun bukunya tidak mengisahkannya tepat seperti fakta yang sesungguhnya).

Berdasarkan data biblis dan dasar historis seperti di atas, kita dapat membahas masalah ini dengan lebih baik. Pastor Jordan Aumann, O.P., seorang professor teologi spiritual yang terkemuka, menawarkan definisi sebagai berikut, “Kerasukan setan merupakan suatu fenomena di mana setan memasuki tubuh seorang yang hidup serta menggerakkan pancaindera dan anggota-anggota tubuhnya seolah ia menggunakan tubuhnya sendiri. Setan sungguh tinggal dalam tubuh korban yang malang; setan mengendalikan serta memperlakukannya sebagai miliknya sendiri. Mereka yang menderita akibat dimasuki secara paksa oleh setan disebut kerasukan setan” (Spiritual Theology, 408). Walau demikian, jiwa orang tidak dapat dimasuki atau dikuasai, dan dengan demikian tetap bebas; dalam arti, jiwa - yaitu orang itu sendiri - bagaikan dalam keadaan melayang. Paus Benediktus XIV dalam pengajarannya “De servorum Dei beatificatione, et beatorum canonizatione” memaklumkan, “Roh-roh jahat, dalam diri orang yang mereka rasuki, bagaikan motor dalam tubuh yang mereka gerakkan, namun dengan suatu cara yang begitu rupa hingga roh-roh jahat itu tak dapat menanamkan suatu sifat apa pun pada tubuh atau memberinya suatu bentuk eksistensi baru, ataupun, tepatnya, menjadi suatu makhluk tunggal, bersama orang yang dirasukinya.”

Dalam menentukan apakah seseorang dirasuki oleh setan atau roh-roh jahat, Gereja akan pertama-tama memastikan bahwa orang tersebut menjalani pemeriksaan jasmani dan kejiwaan yang seksama. Para pejabat Gereja juga akan berusaha mendapatkan tanda-tanda lain: fenomena fisik yang tak dapat dijelaskan, misalnya orang melayang atau benda-benda bergerak tanpa sebab yang jelas; orang memperlihatkan kekuatan yang melampaui batas wajar; orang mengerti dan mempergunakan bahasa-bahasa kuno yang sebelumnya sama sekali tak dikenalnya, seperti berbicara dalam bahasa Aram; orang mengetahui rahasia hidup pribadi tertentu, khususnya sang eksorsis (= pengusir setan), yang tak mungkin diketahui orang lain. Tanda lainnya adalah orang dengan keras menolak Tuhan, Bunda Maria, para kudus, salib dan gambar-gambar kudus yang diwujudkannya dalam bentuk kata-kata hujat atau tindakan-tindakan sakrilegi. Setan juga menyatakan kehadirannya melalui tindakan-tindakan angkara murka dan kekerasan, serta melalui hujat, sakrilegi, kata-kata jorok dan cabul. Uskup akan memberikan wewenang eksorsisme hanya setelah pemeriksaan yang seksama dan pertimbangan yang matang atas segala bukti, dan kemudian menunjuk seorang imam guna melakukan eksorsisme.

Ritual Romawi menetapkan suatu Ritus Eksorsisme yang meliputi serangkaian doa, berkat dan seruan pengusiran setan. (Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen menerbitkan revisi ritual eksorsisme pada tanggal 26 Januari 2000, dengan sepersetujuan Paus Yohanes Paulus II). Perlengkapan senjata kudus yang dipergunakan dalam suatu eksorsisme meliputi: menerima Sakramen Tobat, menyambut Komuni Kudus, puasa dan doa (teristimewa mendaraskan rosario), penggunaan sakramentali (seperti memberkati dengan air suci, menghadirkan salib atau gambar-gambar religius lainnya), memberkati dengan reliqui para kudus, serta menyerukan nama Tuhan Yesus, Santa Perawan Maria dan Santo Mikhael. Guna menegaskan kuasa sakramentali, St Theresia dari Avila dalam Buku Riwayat Hidupnya mengatakan, “Seringkali kualami bahwa tak ada yang membuat iblis lari terbirit-birit - tanpa pernah kembali lagi - selain dari air suci” (Bab 31); ia mengajarkan bahwa setan tak dapat tahan akan nama Yesus, salib dan air suci. Ritual eksorsisme diulangi hingga setan berhasil diusir keluar dari orang yang kerasukan, kemudian eksorsis memohon kepada Tuhan untuk jangan pernah mengijinkan setan merasuki orang itu lagi.

Sepanjang peristiwa kerasukan dan bahkan saat eksorsisme, orang yang bersangkutan tak hanya mengalami masa-masa krisis di mana pergulatan dengan iblis tampak nyata, melainkan mengalami juga masa-masa tenang di mana orang mengira bahwa kerasukan telah berakhir. Yang menarik, setelah eksorsisme, orang yang kerasukan tak lagi ingat akan apa yang terjadi selama ia dirasuki setan.

Mengapakah Tuhan membiarkan setan merasuki seseorang? Kita patut ingat bahwa kita semua berjuang melawan godaan-godaan dari penguasa dunia ini. Bagaimanapun, kita adalah korban-korban tak berdaya dari dosa asal dan kita membutuhkan rahmat Tuhan untuk melakukan segala yang baik dan kudus. Ketika ritual eksorsisme yang baru diterbitkan, Kardinal Medina, Prefect Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen memaklumkan dengan sangat tegas, “… Saya hendak menegaskan bahwa pengaruh jahat setan dan para pengikutnya biasanya dilakukan melalui dusta dan kebimbangan. Yesus adalah Kebenaran; iblis adalah bapa segala dusta. Ia memperdayakan umat manusia dengan membuat manusia percaya bahwa kebahagiaan didapatkan dalam harta, kuasa atau keinginan daging. Ia memperdayakan manusia agar berpikiran bahwa mereka tidak membutuhkan Tuhan, bahwa rahmat dan keselamatan tidaklah perlu. Ia bahkan memperdayakan manusia dengan menyamarkan perasaan berdosa atau bahkan melenyapkannya sama sekali; ia menggantikan hukum Tuhan sebagai patokan moral dengan adat atau kebiasaan mayoritas.” Karenanya, para penulis rohani beranggapan bahwa orang rentan terhadap kerasukan yang demikian, melalui, misalnya, gaya hidup yang mengakibatkan dosa berat, biasa melakukan kejahatan, berhasrat mengenal ilmu gaib dan terpikat oleh bentuk-bentuk spiritisme, magi dan sihir. Sebagai contoh, dalam kisah nyata yang menjadi dasar dari kisah “The Exorcist”, si anak, sebelum kerasukan, biasa ikut serta dalam praktek memanggil roh-roh orang mati yang dilakukan oleh bibinya, dan ia sendiri mulai bermain jaelangkung.

Mengapakah setan merasuki seseorang? Dalam buku “The Exorcist”, imam senior, Pastor Merrin, berbicara kepada Pastor Karras muda yang bertanya kepadanya, “Mengapakah gadis ini? Sama sekali tak masuk akal.” Pastor Merrin, seorang eksorsis yang berpengalaman, menjawab, “Aku pikir, tujuannya adalah membuat kita putus asa - melihat diri kita sendiri sebagai binatang yang buruk, menolak kemungkinan bahwa Tuhan dapat mengasihi kita.” Walau teks ini adalah fiksi, namun demikian pesan yang disampaikannya benar. Entah melalui kengerian dosa atau kerasukan, setan hendak mematahkan keyakinan kita bahwa Tuhan mengasihi kita lebih dari yang dapat kita bayangkan dan Tuhan bahkan bersedia mengampuni dosa apapun, asal saja kita menyesalinya dengan sungguh. Kita wajib terus-menerus berpaling kepada Allah kita, biarlah mata kita menatap lekat kepada-Nya. Kita wajib mendayagunakan perlengkapan rahmat yang Tuhan percayakan kepada Gereja-Nya, teristimewa Sakramen Tobat dan Sakramen Ekaristi, sakramentali, seperti salib dan air suci. Doa setiap hari juga sangatlah penting, termasuk mendaraskan Doa kepada Malaikat Agung St Mikhael. Kita memiliki pengharapan yang besar, sebab Tuhan kita adalah “jalan dan kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6) yang “telah mengalahkan dunia” (Yoh 16:33). Cinta kasih Allah akan senantiasa menaklukkan yang jahat.             

“The Exorcist”, baik versi buku maupun film, bertolak dari suatu kisah nyata kerasukan setan. Kita patut ingat bahwa buku, dan terutama film, memiliki unsur-unsur ala “Hollywood” yang sensasional, yang adalah fiksi belaka.

Kisah nyata yang sebenarnya bermula pada bulan Januari 1949, melibatkan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun bernama Robbie yang tinggal bersama kedua orangtua serta neneknya di Mt. Rainier, Md (Beberapa sumber menyebutkan bahwa keluarga tersebut sebenarnya tinggal dekat Cottage City; mungkin, pihak yang berwajib bermaksud merahasiakan tempat kejadian yang sesungguhnya guna melindungi si anak). Robbie sangat akrab dengan bibinya yang seringkali mengunjungi keluarga mereka dari St. Louis, Mo. Bibinya itu seorang medium yang biasa berhubungan dengan dunia roh. Tidak saja bibinya itu membangkitkan minat Robbie akan praktek gaib ini, melainkan ia juga mengajarinya bagaimana bermain jaelangkung.

Fenomena ganjil mulai terjadi pada tanggal 10 Januari 1949. Keluarga tersebut mendengar bunyi cakaran di dinding-dinding, tetapi para petugas pembasmi tidak mendapati bukti akan adanya binatang maupun serangga pengganggu. Barang-barang bergerak dengan sendirinya: meja akan terbalik, kursi akan bergerak melintasi ruangan, jambangan akan terbang di udara dan lukisan Kristus akan bergetar. Malam hari, Robbie merasakan cakaran-cakaran di tempat tidurnya; kerap kali ia diganggu mimpi-mimpi buruk.

Sesudah kematian bibinya yang tiba-tiba pada tanggal 26 Januari, Robbie terus bermain jaelangkung untuk berkomunikasi dengannya dan dengan roh-roh lainnya. Fenomena ganjil juga terus berlanjut. Di samping itu, perangai Robbie berubah - ia menjadi kacau, gelisah dan cepat marah.

Pada bulan Februari, orangtuanya mengajak Robbie menemui pendeta Lutheran mereka, Rev. Schulze. Karena minatnya pada ilmu gaib, pendeta berpikiran bahwa mungkin suatu roh jahat sedang mengganggu keluarga tersebut. Rev Schulze mengijinkan Robbie pindah ke rumahnya untuk pemeriksaan selama beberapa hari lamanya. Pendeta melihat sendiri kursi-kursi dan benda-benda lain bergerak dengan sendirinya. Melihat tempat tidur bergoncang, ia memindahkan kasurnya ke atas lantai, di mana kasur lalu meluncur dengan sendirinya. Rev Schulze menjadi curiga akan kehadiran roh jahat.

Sesuai saran Rev Schulze, keluarganya membawa Robbie ke Klinik Kejiwaan Universitas Maryland untuk menjalani pemeriksaan. Setelah dua rangkaian pemeriksaan, tak ditemukan suatupun yang abnormal. Rev Schulze kemudian menyarankan keluarga tersebut untuk menghubungi imam Katolik setempat.

Robbie dan kedua orangtuanya menemui Pastor Hughes dari Gereja Katolik St Yakobus di Mt. Rainier. Sementara bertanya jawab dengan Robbie, Pastor Hughes melihat telepon dan benda-benda lain dalam kamar kerjanya bergerak dengan sendirinya. Robbie juga melontarkan kata-kata jorok dan hujat pada imam dalam suara yang aneh, seperti suara roh jahat. Ruangan menjadi ngeri serta menyeramkan. Pastor Hughes yakin bahwa Robbie kerasukan setan. Setelah mempelajari fakta dan juga catatan kesehatan yang ada, Kardinal O'Boyle menyetujui dilakukannya eksorsisme.

Robbie dibawa ke Rumah Sakit Georgetown di mana Pastor Hughes memulai ritual eksorsisme. Anak laki-laki itu menjadi buas, meludah dan muntah-muntah. Ia melontarkan kata-kata jorok dan hujat kepada Pastor Hughes. Walau dibelenggu di atas tempat tidur, Robbie berhasil melepaskan diri dan mencabut sebuah pegas logam yang ia cambukkan kepada Pastor Hughes dari bahu kiri hingga ke pergelangan tangannya. Dibutuhkan seratus jahitan guna menutup luka menganga di tubuh imam. Robbie tampak tenang setelah melakukan serangan ini, tak ingat akan aniaya yang ia lakukan. Robbie dilepaskan dan dihantar pulang.

Peristiwa aneh segera terjadi kembali di rumah mereka. Suatu malam, ketika Robbie sedang merapikan tempat tidurnya, tiba-tiba ia menjerit. Suatu kata berdarah telah digoreskan pada dadanya: Louis. Ibunya bertanya apakah ini artinya “St Louis”, dan suatu kata berdarah lainnya muncul: ya.

Hampir seketika itu juga, keluarga mereka berangkat untuk mengunjungi sepupu Robbie di St Louis. Fenomena ganjil yang sama mulai terjadi. Sepupunya, seorang mahasiswi di Universitas St Louis, membicarakan hal tersebut kepada salah seorang imam professor, Pastor Bishop, S.J. Imam kemudian menghubungi salah seorang sahabatnya, Pastor Bowdern, S.J., imam dari Gereja St Fransiskus Xaverius.

Kedua imam dan seorang frater Yesuit pergi mewawancarai Robbie pada tanggal 9 Maret 1949. Mereka melihat cakaran zig-zag berdarah pada dada anak itu. Mereka mendengar bunyi-bunyi cakaran. Mereka melihat sebuah lemari buku yang besar bergerak dan berputar dengan sendirinya, dan sebuah bangku bergerak melintasi ruangan. Tempat tidur Robbie bergoncang sementara ia berbaring di atasnya. Ia mencecarkan kata-kata jorok dan hujat kepada mereka. Para imam ini tahu bahwa mereka sedang berhadapan dengan si jahat.

Mereka mengajukan permohonan kepada Kardinal Ritter agar diijinkan melakukan eksorsisme. Setelah memeriksa semua bukti yang ada termasuk hasil pemeriksaan medis dan psikiatris, Bapa Kardinal mengabulkan permohonan mereka pada tanggal 16 Maret.

Sementara para imam memulai Ritus Eksorsisme, Robbie menjadi buas. Ia mengeluarkan suara lolongan dan geraman. Ranjang bergoncang turun naik. Di dadanya muncul cakaran-cakaran berdarah dengan kata-kata neraka dan iblis, dan bahkan gambar setan. Robbie meludahi para imam sementara ia mencecarkan kata-kata jorok dan hujat, sembari sesekali tertawa keji.

Demi keselamatannya sendiri dan keluarga, Robbie kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Alexian Brothers dan ditempatkan dalam bangsal sakit jiwa. Pastor Bowdern terus melanjutkan eksorsisme. Dengan persetujuan keluarga, Robbie dibaptis Katolik. Ketika Pastor Bowdern berusaha memberinya Komuni Kudus-nya yang Pertama, lima kali Robbi meludahi Hosti Kudus; maka mereka berhenti untuk mendaraskan Rosario, dan pada akhirnya Robbie menyambut Ekaristi Kudus.

Pada tanggal 18 April, Senin Paskah, eksorsisme mencapai puncaknya. Sementara Pastor Bowdern melanjutkan ritual, setan mengenali kehadiran Malaikat Agung St Mikhael; roh jahat itu dihalau keluar dari Robbie. Suatu suara seperti ledakan terdengar menggema di seluruh rumah sakit. Setelah segala aniaya roh jahat ini, Robbie sama sekali tak ingat akan peristiwa kerasukan setan ini, kecuali penampakan St Mikhael. Yang menarik, The Washington Post pada tanggal 20 Agustus 1949 memuat berita di halaman depan dengan judul, “Imam Membebaskan Seorang Anak Mt. Rainier yang Dilaporkan Berada dalam Cengkeraman Iblis.”

Sudah pasti, kisah ini amat menyeramkan, tetapi benar adanya. Perlu dicatat juga bahwa tak peduli efek-efek sensasional apapun yang mungkin ditambahkan Hollywood dalam filmnya, namun demikian semua itu tak dapat dibandingkan dengan kengerian sesungguhnya atas kehadiran nyata roh jahat dalam fenomena kerasukan setan.

Jadi, menanggapi pertanyaan pembaca, jawabnya adalah ya, iblis dapat benar-benar merasuki seseorang, dan ya, Gereja memang mempraktekkan eksorsisme. Berjaga-jagalah! Jauhi segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu gaib, termasuk jaelangkung. Gunakanlah perlengkapan senjata kudus yang melindungi kita dari yang jahat, yaitu doa, Misa, Komuni Kudus, taat pada perintah Allah dan ajaran-ajaran Gereja, serta kerap menerima Sakramen Tobat. Jika kita mengandalkan perlengkapan senjata kudus ini demi mendapatkan rahmat-rahmat Tuhan, maka kita tak perlu khawatir: kasih Tuhan akan senantiasa menang atas yang jahat.

Tentang kerasukan 1

[BOGOR] Garam suci (Sal Sapientia) yang telah didoakan merupakan salah satu sarana untuk mengusir roh-roh jahat. Garam suci juga menghilangkan pengaruh kutukan, kekuatan susuk, kekuatan gelap dan bisa mengusir pocong.

Selain itu, yang terpenting, garam suci juga menyembuhkan korban atau pasien serta mengatasi guna-guna. Karena itu, kalau Anda penuh iman, tak perlu takut kepada setan atau roh jahat. Pesan dan pengalaman iman itu disampaikan Romo RD Alfons Sebatu PhD dalam seminar bertajuk Psycho-Exorcism di Aula Gereja Katedral Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/9).

Alfons menjelaskan, hal tersebut berdasarkan pengalamannya selama ini dalam mengusir roh-roh jahat. “Kalau kesurupan sedang berjalan, ajaklah pasien bicara dengan suara berwibawa. Kalau perlu sebut namanya dengan rileks, dan katakan engkau akan sembuh secepatnya,” jelasnya. Kalau dia (yang kesuruan) terus berontak, terang Romo Alfons, ulangi saja perintah itu sampai dia rileks.

Apabila pasien percaya pada perintah kita, dia akan rileks dan tidak akan memberontak. Biasanya pasien merespons dengan baik perintah untuk rileks itu. “Kalau dia sudah tenang, dia akan mengikuti perintah kita dengan patuh,” ungkap Romo Alfons.

Dipaparkannya, korban kerasukan biasanya dengan mudah menemukan setan atau roh yang merasukinya. Dianjurkan, gunakanlah pertanyaan seperti, “Apakah engkau sudah temukan setan atau roh yang merasukimu?” Sebab, jika belum, perintahkan ia untuk mencari setan itu sampai menemukannya. Kalau setan itu tidak ditemukan, dia tidak mungkin mengusirnya.  

Dalam Nama Yesus
Di depan ratusan peserta seminar, Romo Alfons menekankan, kalau sudah diketemukan, maka dia harus memerintah setan untuk meninggalkan tubuhnya. Dia harus membuat “Self Exorcism”, dia sendiri mengusir setan. Katakan kepada pasien untuk mengulang perintah untuk agar setan meninggalkan tubuhnya dengan menggunakan kata :

“Dalam nama Yesus dari Nazareth, setan keluarlah dari tubuhku”. Biasanya setelah mengatakan tiga kali dengan perintah yang jelas, pasien akan jatuh pingsan. Kalau dia sudah sadar, doakanlah dia dengan mengucapkan Doa Bapa Kami dan syahadat Aku Percaya. Sesungguhnya, lanjut Romo Alfons, hanya satu dari 5.000 kasus kesurupan disebabkan karena setan. Ini berarti 99,99% tidak disebabkan oleh setan, tetapi karena kasus psikis.

Karena mayoritas kasus kesurupan adalah kasus psikis, pasien harus dirawat dengan menggunakan psikoterapi. Dengan demikian terbanyak kasus kesurupan harus ditangani oleh psikolog, terapis, practitioners, para imam, juga awam yang terlatih.

Alfons Sebatu adalah seorang imam diosesan Keuskupan Bogor, dan juga seorang ahli Psikologi Klinis. Saat ini dia menjabat sebagai ketua Komisi Keluarga Keuskupan Bogor, anggota Dewan Imam Keuskupan Bogor dan President of Pastoral Counseling Center Bogor. 

Romo atau pastor kelahiran Manggarai, Flores, 2 Agustus 1954, ini mendapat gelar S1 dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan  gelar BA Filsafat dari Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta. 

Romo Alfons melanjutkan studi  program pascasarjana, Jurusan Clinical Psychology di University of Philliphines, Quezone City, Phillipines. Selama di Filipina hingga kini dia telah menulis tujuh buku mengenai Psiko-Spiritual, Kumpulan Doa, dan buku spiritual lainnya. Salah satu karyanya adalah Karunia Penyembuhan  (The Gift of Healing).  

Proses Kerasukan
Sementara itu, Pastor Berty Ohoiwutun MSC yang mengutip para exorcist (pengusir setan) dalam materi Kabar Sukacita Agama Katolik yang disiarkan oleh TVRI 13 November 2011, aktivitas setan dapat dikelompokkan dalam dua bagian. Pertama, aktivitas atau tindakan biasa atau normal ialah godaan/pencobaan.

Secara esensial, godaan itu tidak lain daripada rayuan untuk melakukan dosa. Tetapi, supaya berdosa, orang harus menyadari apakah dia sedang melakukan kejahatan moral, jika tidak maka dia hanya bersalah karena ketidaktahuan dan bukan berdosa, seperti dijelaskan dalam Roma 7:15-20 oleh Paulus dengan baik menjelaskan hal ini.

Kedua, aktivitas yang extraordinaril. Aktivitas ini dipandang lebih kuat dari pencobaan. Menurut para exorcist, aktivitas extraordinari ini dapat dikategorikan dalam empat area besar sebagai berikut. Infestation adalah kehadiran aktivitas roh jahat dalam sebuah lokasi atau benda tertentu, seperti rumah hantu. Aktivitas ini lazim tampak fenomena-fenomena seperti berikut, jejak kaki yang misterius, bunyi atau suara.

Fenomena lainnya adalah tertawa dan teriakan yang keras, suhu ruangan yang tiba menurun atau merasakan angin yang dingin tanpa sumber yang jelas, barang menghilang tiba-tiba, kehadiran bau yang aneh. Demikian pula pintu dan jendela tertutup dan terbuka dengan sendirinya, peralatan listrik tidak berfungsi dengan tiba-tiba, dan lain-lain.

Oppression atau serangan fisik. Oppresi sering mengambil bentuk luncuran angin yang berhembus pada seseorang atau adanya goresan yang muncu secara misterius pada tubuh. Ada orang yang miliki tanda asing atau bahkan huruf muncul di kulit mereka, sementara yang lain mengklaim ditekan ke bawah atau keluar dari tempat tidur oleh kekuatan yang tidak kelihatan.

Dalam Injil Lukas dikisahkan, Yesus menyembuhkan seorang ibu yang dirasuki roh jahat hingga bungkuk punggungnya, (Luk 13:10-16). Umumnya, tipe ini ditujukan kepada mereka yang dekat dengan Tuhan, seperti para suci (Santa Catarina dari Siena, Santa Teresa dari Avila, Santo Yohanes Maria Vianey, dan lain-lain).

Para korban oppresi, seperti ditulis kitab Ayub lazimnya menderita dalam karya, kesehatan dan hubungan mereka. Tujuannya, agar mereka terisolasi dan putus sehingga berbalik meninggalkan Allah. Obsession disebut juga godaan roh jahat.

Jenis ini melibatkan serangan yang intens dan tetap pada pikiran korban. Lazimnya, pikiran obsesif dan kacau balau itu terjadi secara intens, sehingga korban tidak mampu untuk membebaskan dirinya. Pikirannya praktis dikuasai oleh roh jahat. Bahkan, bisa mendorong korban untuk mencederai orang lain, memprofankan ekaristi. Sering obesesi mempengaruhi mimpi seseorang dan menyengsarakan korban pada malam hari.

Possesion/kerasukan adalah aktivitas paling spektakuler dari Iblis dan paling jarang. Untuk jenis ini, iblis biasanya mengambil kontrol sementara atas tubuh seseorang, berbicara dan bertindak melaluinya tanpa pengetahuan orang itu. Kontrol ini terutama terjadi ketika korban berada dalam “situasi krisis” di mana korban masuk dalam keadaan setengah sadar.

Lalu faktor-faktor apa saja yang memungkinkan seseorang itu dirasuki/dikontrol oleh setan? Pertama-tama harus dikatakan bahwa kerasukan roh jahat tidak akan terjadi kecuali Tuhan mengizinkan. Ini tampak kontradiksi, tetapi maksudnya supaya seseorang itu semakin disucikan dan menjadi baik dalam hidupnya.

Menurut Gereja Katolik ada 4 faktor yang memungkinkan seseorang mengalami possession. Pertama, praktik ilmu gaib atau penyembahan berhala, misalnya sulap atau sihir. Karena itu, dalam KGK 2116, Gereja Katolik dengan tegas melarang adanya praktik-praktik seperti itu. Kedua, kutukan/sumpah, karena menyebabkan penderitaan orang lain. kutukan dapat menyebabkan perceraian, kegagalan dalam bisnis, memperparah penyakit, mengundang kerasukan, dan lain-lain.

Ketiga, serah diri kepada setan. Termasuk kategori ini adalah mereka yang masuk dalam pengikut/penyembah setan yang menambah kekuatan roh jahat dengan mempersembahkan dirinya atau keluarganya kepada seorang iblis. Keempat, hidup penuh dosa. Karena dosa, seperti dikatakan KGK, merupakan perlawanan melawan Allah, sebuah pemutusan persatuan dengan Tuhan. Lebih dari itu dosa dapat membuat pintu bagi possession. [SJM/M-15]

Kamis, 12 Oktober 2017

Puisi cinta dalam bahasa latin ( untuk menguji korban benar-benar kerasukan atau pura pura)

Puisi cinta dalam bahasa Latin

Et factus est stricta desiderium in pectore,
Convoluta passus MISERABILIS
I de anima
Infrequenti de dolor debitum ad miss

In hac metuo condimentum
Diligenter et invulnerabilis est sapor
Deesset hoc metuo solent
Num sic diligenter

Custodies me in toto corde suo
Et quod candelabrum ex amore ardens,
Non dimisit ne unam quidem secundum obscuriora,
Omnia enim propter vos

Non est amor absque oculis?
Etsi ad momentum uoluit
Immunis est cordibus carcerem
Shackles desiderari propter vos

Evigilavi in palatio meo devotum
Ku tueri moenia percayaku
Ku ornatis cum omnia keihklasanku
Ku keteguhanya curam ex animo

Amoris et pacis crearet
Fatis, non merenggutmu
Si teneat immortalitate vitae
Sum Deus capacissima
Controlling omnia, quae volo,

Sum Angelus custos,
Quae cum vobis ad tempus SLU
Amor meus, in toto corde tuo,
Amor vitae

Et non obliviscaris ad vos
et odio
Pauci tot fabulas temporibus
Gaudium et tristitia brsama
Est difficile ad oblivisci:

Impossibile est ipsum odio
Quia tam memorabilem
Quia tam alto
Crede mihi mea
Unus es amica mea

Ut si omnia est
Et erat mempesonaku
Et facta sunt, semper operam invite
Neque vero animo vastitatem

Dico gradum tegasku
Lenta gemintar eum
Try ad confirma propositum in circuitu
In sudore vultus cruciatus, congregatis omnibus,

Sed non levis semita
Et sic esset valde bumpy iter in praeceps
Via vero tarn contineri
Et conculcationis, et ne repellas me ut vitam?

Rabu, 16 Agustus 2017

Dasar Kekuatan Iman : Latihan Rohani

Satu hal yang sering dilupakan oleh banyak orang, bahwa sebelum dapat menolong/membantu orang lain, kita perlu menolong/membantu diri sendiri. Sebelum memperhatikan dan mencintai orang lain kita harus memperhatikan dan mencintai diri sendiri. Begitupun dalam hidup doa; sebelum mendoakan/menjadi pendoa bagi orang lain, kita mesti terlebih dahulu menghidupi kebiasaan doa dalam diri kita sendiri. Dasar dari kekuatan iman salah satunya yaitu latihan rohani melalui doa. Kebiasaan berdoa sangat baik karena siapapun itu "tidak mungkin berbuat dosa sambil berdoa" . Para penjahatpun yang "menjimatkan" doa ,tidak akan berbuat kejahatan sambil berdoa. Di tempat yang penuh dosa sekalipun, doa dan tempat doa selalu diperlakukan dengan pantas.
Oleh sebab itulah penulis mengajak untuk menghidupi tradisi doa Gereja Katolik. Jika saudara kita yang Islam memiliki 5 waktu ibadah sholat, mala kita punya 7 waktu Doa Harian + 1 Matutinum.

Dasar biblis dari doa harian Gereja Katolik yaitu  Mzm 119:164 " Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil".

Tidak berdoa bukan berarti kita lalu berdosa, tetapi patut kita ketahui bahwa doa adalah salah satu senjata melawan penyebab dosa.

Di bawah ini penulis menawarkan pola berdoa yang selama ini penulis susun untuk dijalankan setiap hari, namun sejujurnya penulispun masih jatuh bangun dalam menjalankannya. Rasa malas dan jenuh adalah penyakit utama dalam berdoa.

Penulis memilih beberapa doa yang menurut penulis menyempurnakan komposisi doa sehari penuh, seperti sebagai berikut :

1. Devosi kepada Sengsara Yesus
2. Devosi kepada Roh Kudus
3. Devosi kepada Bunda Maria
4. Devosi kepada 7 Malaikat Agung
5. Devosi kepada Santo Benediktus dari Nursia

Untuk kematangan rohani alangkah baiknya melakukan kebiasaan ini:

1. Sering mengikuti MISA/menyambut komuni.

2. Menerima Sakramen Tobat( dianjurkan 3 bulan sekali/ minimal 2 kali dalam setahun).

3. Puasa setiap jumat. Pantang rabu dan jumat (mingguan diluar yang wajib di masa prapaskah).

Pembagian waktu berdoa harian:

1. Laudes (Doa Fajar Menyingsing) Pkl 03.00.

Doa-doanya:
a. Te deum/Madah Allah Tuhan Kami

b. Lima belas Doa Sta.Briget dari Swedia ( Doa penumbuh karunia adikodrati)

c. Rosario 7 Duka Maria
( mengandung 7 karunia khusus bagi pendoa)

d. Litani 7 Duka Bunda Maria
( mengandung 7 karunia khusus bagi pendoa)

e. Ditutup ofisi pagi( download Brevir di Play Store)

2. Primus/Prime ( Doa awal pagi) Pkl. 06.00

Doa-doanya:

a. Doa Angelus/Malaikat Tuhan(masa biasa) atau Ratu Surga (Masa Paskah)

b. Doa kepada Allah Roh Kudus

c. Doa mohon 7 Karunia Roh Kudus

d. Litani Roh Kudus

e. Doa Perisai St. Patrick

Tambahan : ( diperjalanan )
Keterangan : Doa-doa singkat yang tidak akan menganggu fokus perjalanan saat didaraskan.

a. Syahadat Para Rasul, 1 x kemuliaan

b. 1 x Bapa kami, 3 x Salam Maria, Kemuliaan, Terpujilah..., Doa Fatima

c. Doa kepada Malaikat Mikael

d. Doa kepada Malaikat Pelindung

e. Doa kepada Santo Pelindung
( contoh : Sto. Robertus Bellarminus/sesuai nama baptis)

f. Doa kepada Santo Kristoforus (pelindung perjalanan)

g. Doa Medali Santo Benediktus dari Nursia

h. Doa Perisai St. Patrick

3. Tertia/Terce ( Doa awal tengah hari) Pkl. 09.00

Keterangan : Doa pendek saja karena ini termasuk jam sibuk, sifat doa yaitu untuk menyegarkan.

Doanya: Anima Christi/Jiwa Kristus

4. Sekta/Sext ( Doa Tengah hari ) Pkl. 12.00

Doa-doanya:

a. Doa Angelus/Malaikat Tuhan(masa biasa) atau Ratu Surga(masa Paskah)

b. Dilanjutkan ofisi siang ( download Brevir di play store )

5. Nona/None ( Doa setelah tengah hari ) Pkl. 15.00

Doa-doanya:

a. Doa Inti Jam Kerahiman ( harus pas dipukul 15.00 )

b. Doa Jalan Salib singkat

c. Novena Kerahiman Ilahi

d. Doa Koronka Kerahiman Ilahi
( Yesus berjanji mengabulkan segala permohonan baik di jam ini )

e. Doa wasiat : Kepada Yesus Yang Wafat di Salib, Kepada Salib Suci, kepada Bunda dari Hati Kudus Yesus ( mengandung janji-janji perlindungan khusus )

f. Litani Kerahiman Ilahi

6. Vespers ( Doa sore ) Pkl. 18.00

Doa-doanya :

a. Doa Angelus/Malaikat Tuhan(masa biasa) atau Ratu Surga( masa paskah )

b. Rosario Pembebasan

c. Doa kepada 7 Malaikat Agung

d. Dilanjutkan ofisi sore ( download Brevir di play store )

7. Completarium/Compline ( Doa penutup/sebelum tidur ) Pkl. 21.00

Doa-doanya:

a. Doa Rosario

b. Devosi kepada Bapa Suci Santo Benediktus dari Nursia ( Doa Medali, Doa kepada St. Benediktus dari Nursia, dan Novena kepada St. Benediktus dari Nursia )

c. Ditutup doa Completarium
( download Brevir di play store )

JAM TAMBAHAN

8. Matutinum ( Doa Tengah malam ) Pkl. 00.00

Doa-doanya : Doa Medali Santo Benediktus dari Nursia

Sekedar Sharing :

Doa-doa ini bukan format resmi dari Gereja meski doa-doanya adalah doa-doa resmi Gereja. Format ini adalah hasil pilihan penulis berdasarkan kebutuhan. Penulis mengambil 4 Doa Brevir saja dari 7 karena yang 7 hanya disajikan dalam buku brevir khas biara. Doa brevir yang penulis terapkan hanya doa pagi,doa siang, doa sore , dan completarium. Kekosongan brevir di 3 jam lain penulis isi dengan doa-doa lain.
Format diatas adalah format Jam Kerahiman /mengikuti Pola angka 3 sebagai simbol Tritunggal, maka oleh itu jika dilaksanakan dengan baik setiap 3 jam kita selalu diperbaharui dalam doa khusus ini.
Secara jujur penulis mengatakan bahwa penulispun jatuh bangun dalam menjalankan doa harian ini. Terkhususnya yang paling berat yaitu pkl 03.00, pkl 15.00, dan pkl 00.00. Dikarenakan di jam-jam tersebut membutuhkan perjuangan ekstra untuk melawan kantuk dan kenikmatan tidur.
Penulis berharap pengetahuan kita bersama diperkaya melalui tulisan ini. Semoga Tuhan membantu kita setia berdoa. Amen.

DOA PELEPASAN OLEH ORANG AWAM III(DELIVERANCE III)

Keterangan: Doa Pelepasan ini bersumber dari Buku "Seorang Eksorsis Menceritakan Kisahnya" Pastor Gabriele Amorth- Penerbit Marian Centre Indonesia.

1. Doa Melawan Kekuatan Jahat

Kyrie Eleison. ( Tuhan kasihanilah kami).

Allah,Tuhan kami, Raja segala zaman, Yang Maha Kuasa dan Maha Mulia, Engkau yang membuat segala sesuatu dan yang mengubah segala sesuatu hanya dengan kehendak-Mu.
Engkau yang di Babilonia mengubah embun kobaran dari tungku perapian yang "tujuh kali lebih panas", melindungi dan menyelamatkan ketiga anak kudus itu.
Engkau adalah dokter dan tabib bagi jiwa kami. Engkau adalah keselamatan bagi mereka yang datang kepada-Mu.

Kami memohon kepada-Mu untuk membuat tak berdaya, menyingkirkan, dan mengusir setiap kekuatan, kehadiran, dan tipu muslihat jahat; setiap kekuatan jahat, mantera, atau tatapan yang jahat dan seluruh tindakan jahat yang ditujukan melawan hamba-Mu (sebut nama).

Dimana ada kedengkian dan kebencian, berikanlah kami kebaikan, ketabahan, kejayaan dan kemurahan hati yang berlimpah.
Ya Tuhan, Engkau mencintai manusia, kami memohon kepada-Mu untuk mengulurkan tangan-Mu yang penuh kekuatan dan lengan-Mu yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa dan datanglah untuk menolong kami.

Bantulah kami, yang dibuat dalam gambaran-Mu; kirimkanlah malaikat damai ke atas kami untuk melindungi tubuh dan jiwa kami. Semoga ia mencegah musuh untuk mendekat dan menaklukkan setiap kekuatan jahat, setiap racun atau kebencian yang dibuat oleh orang-orang jahat dan dengki untuk melawan kami.
Kemudian, di bawah perlindungan Kuasa-Mu, semoga kami bernyanyi, dalam rasa syukur :" Tuhan adalah penyelamatku,kepada siapa aku akan takut? Aku tidak akan takut terhadap yang jahat karena Engkau besertaku, Allahku, kekuatanku, Tuhanku yang penuh kuasa, Tuhan kedamaian, Bapa dari segala zaman".

Ya Tuhan kami, bermurah hatilah kepada kami, gambaran-Mu, selamatkan hamba-Mu (sebut nama) dari setiap ancaman dan kejahatan dari yang jahat, lindungilah dia dengan mengangkat dia di atas segala yang jahat.

Kami memohonkan ini melalui perantaraan Maria, Bunda yang Teramat Terberkati; wanita yang mulia, Maria yang selalu perawan, Bunda Allah, dari para malaikat agung yang baik, dan dari seluruh para kudus-Mu. Amen.

2. Jiwa Kristus

Jiwa Kristus, kuduskanlah kami.
Tubuh Kristus, selamatkanlah kami.
Darah Kristus, sucikanlah kami.
Air lambung Kristus, basuhlah kami.
Sengsara Kristus, kuatkanlah kami.
Yesus yang murah hati, luluskanlah kami.
Dalam luka-luka-Mu, sembunyikanlah kami.
Jangan kami dipisahkan dari-Mu, Tuhan.
Terhadap seteru yang curang,
lindungilah kami.
Di waktu ajal, terimalah kami.
Supaya bersama para kudus
kami memuji Engkau
untuk selama-lamanya. Amen.

3. Doa Melawan Setiap Kejahatan

Roh Allah, Bapa, Putera dan Roh Kudus, Tritunggal Maha Kudus, Perawan Maria yang tak bernoda, para malaikat, malaikat agung, dan para kudus di surga, turunlah atas aku(dia).Murnikanlah aku(dia) Tuhan, bentuklah aku(dia), penuhi diriku(nya) dengan diri-Mu, gunakanlah aku(dia).
Enyahkanlah seluruh kekuatan jahat daripadaku(nya), hancurkanlah mereka, taklukkanlah mereka, sehingga aku(dia) sehat dan melakukan perbuatan-perbuatan baik.

Enyahkanlah daripadaku(nya) seluruh mantera, guna-guna, ilmu hitam, tenungan, keterikatan, kutukan dan tatapan yang mendatangkan kutukan ; pengerumunan setan,penganiayaan setan, kerasukan setan; seluruh yang jahat dan yang berdosa, iri hati, pengkhianatan, kedengkian; penyakit jasmani, penyakit kejiwaan, penyakit moral, penyakit rohani, penyakit yang bersumber dari setan.

Bakarlah semua kejahatan ini di dalam neraka, agar mereka tidak pernah lagi menyentuhku(nya) atau makhluk lainnya di seluruh dunia.

Aku memerintahkan seluruh kekuatan yang menggangguku(nya)__ Dengan kekuatan Allah yang Maha Kuasa, Dalam Nama Yesus Kristus Penyelamat kami, melalui perantaraan Maria Perawan yang Tak Bernoda __untuk meninggalkan aku(dia) selamanya, dan dimasukkan ke dalam neraka yang kekal, dimana mereka akan diikat oleh Malaikat Agung Santo Mikael, Santo Gabriel, Santo Rafael, malaikat pelindungku(nya), dimana mereka akan dihancurkan di bawah tumit Maria Perawan yang Tak Bernoda. Amen.

4.Doa Untuk Penyembuhan Batin 

( kerasukan terjadi seringkali karena kelemahan psikologis)


Tuhan Yesus, Engkau datang untuk menyembuhkan luka-luka kami dan kesusahan-kesusahan hati kami. Aku memohon kepada-Mu untuk menyembuhkan penyiksaan, yang menyebabkan kegundahan di hatiku(nya) ; aku memohon kepada-Mu, dalam cara yang khusus, untuk menyembuhkan semua hal yang menjadi penyebab dosa. Aku memohon kepada-Mu untuk datang ke dalam hidupku(nya), dan menyembuhkan aku(dia) dari kejahatan-kejahatan psikologis, yang menyerang aku(dia) dimasa-masa awal hidupku(nya), dan dari luka-luka yang disebabkan oleh kejahatan itu, sepanjang hidupku(nya).


Tuhan Yesus, Engkau mengetahui bebanku(nya). Aku meletakkan semuanya ke atas Hati Gembala Baik-Mu. Aku memohon kepada-Mu, __oleh jasa dari luka menganga yang besar di Hati-Mu__untuk menyembuhkan luka-luka kecil milikku(nya). Sembuhkanlah kepedihan-kepedihan dari ingatanku(nya), sehingga tidak satupun yang telah terjadi padaku(nya), akan menyebabkan aku(dia) tetap dalam kepedihan dan kesedihan, dipenuhi dengan kecemasan. Sembuhkanlah, ya Tuhan, semua luka-luka itu yang telah menjadi penyebab, dari seluruh kejahatan yang mengakar di dalam hidupku(nya). Aku(dia) ingin memaafkan, semua orang yang telah melukai hatiku(nya). Lihatlah kepada luka-luka batin itu, yang membuat aku(dia) tidak mampu untuk memaafkan. Engkau yang datang untuk memaafkan hati yang sedih, tolonglah, sembuhkan hati milikku(nya).

Sembuhkanlah, Tuhan Yesus, luka-luka mendalam itu yang menyebabkan penyakit jasmaniku(nya). Aku mempersembahkan kepada-Mu hatiku(nya). Terimalah ya Tuhan, murnikanlah dan berilah aku(dia) perasaan dari Hati Ilahi-Mu. Bantulah aku(dia) untuk menjadi lemah lembut dan rendah hati. Sembuhkanlah aku(dia), ya Tuhan, dari kepedihan yang disebabkan oleh kematian dari orang-orang yang aku(dia) sayangi, yang menekan aku(dia). Karuniakanlah aku(dia) agar memperoleh kembali, kedamaian dan kegembiraan dalam pengetahuan, bahwa Engkau adalah kebangkitan dan kehidupan. Jadilanlah aku(dia) saksi sejati atas kemenangan-Mu dari dosa dan kematian, serta kehadiran-Mu yang hidup di antara kami. Amen.


5. Doa Untuk Pelepasan Akhir


Tuhanku, Engkau seluruh kekuatan, Engkau adalah Allah, Engkau adalah Bapa. Kami mohon kepada-Mu melalui perantaraan dan bantuan dari Malaikat Agung Mikael,Rafael, dan Gabriel untuk pelepasan saudara/i kami ini yang diperbudak oleh yang jahat. Seluruh para kudus di surga, datanglah untuk membantu kami. Dari kecemasan, kesedihan dan obsesi, kami mohon, bebaskanlah kami, ya Tuhan. Dari kebencian, perzinahan, kedengkian, kami mohon, bebaskanlah kami, ya Tuhan. Dari pikiran iri hati, kemarahan dan kematian, kami mohon, bebaskanlah kami, ya Tuhan. Dari setiap pikiran bunuh diri dan aborsi, kami mohon, bebaskanlah kami, ya Tuhan. Dari setiap bentuk seksual yang penuh dosa, kami mohon, bebaskanlah kami, ya Tuhan. Dari setiap perpecahan di dalam keluarga kami, dan setiap persahabatan yang membahayakan, kami mohon, bebaskanlah kami, ya Tuhan. Dari setiap jenis mantera, niat jahat, pertenungan, dan setiap bentuk klenik, kami mohon, bebaskanlah kami, ya Tuhan. Tuhan, Engkau yang bersabda ",Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku yang Kuberikan kepadamu", maka karuniakanlah agar melalui perantaraan Perawan Maria, kami dapat dibebaskan dari setiap mantera jahat dan menikmati kedamaian-Mu selalu. Dalam nama Kristus, Tuhan kami. Amen.

DOA PENYEMBUHAN PENYAKIT SECARA KATOLIK

Keterangan :
Doa ini dalam keadaan biasa dapat dipadukan dengan pengobatan medis caranya yaitu mendoakan doa inti dan doa santo/a kemudian mencampurkan "sedikit" saja GARAM BERKAT ke dalam air minum bagi si sakit.
Doa ini sangat manjur jika pada kasus sakit yang bersifat adikodrati(penyakit yang tak terjelaskan oleh medis). Penyakit adikodrati hampir pasti sebagian besar bersumber pada suatu kekuatan jahat walaupun tidak semua. Segala kuasa jahat tidak betah bertahan jika berhadapan dengan kuasa Ilahi.
Dalam kasus adikodrati dimana pengobatan medis sama sekali tidak ada(tidak mau melayani karna tidak terdiagnosa) maka campurkan AIR SUCI dengan GARAM BERKAT dan oleskan pada kening si sakit sebagai sebuah berkat Tanda Salib kecil.(akan lebih sempurna jika diterimakan Sakramen Pengurapan Orang Sakit oleh Pastor).

DOA INTI PENYEMBUHAN
(Berdasarkan Doa Penyembuhan dalam Koronka Kerahiman Ilahi)

Yesus, semoga darah-Mu yang murni dan sehat mengalir di dalam organ-organ tubuhku(nya) yang sakit ; semoga tubuh-Mu yang murni dan sehat mengubah tubuhku(nya) yang lemah ini ; dan semoga kehidupan-Mu yang sehat dan perkasa mengalir dalam diriku(nya), bila itu benar-benar kehendak kudus-Mu bagiku(nya).

1x Bapa Kami, 3x Salam Maria.
Dilanjutkan doa santo/a sesuai penyakit.

Di bawah ini daftar Santo Santa yang dapat dimintai dukungan doanya untuk sakit tertentu:

1.Batuk : Sto.Quentinus

2.Sakit Leher : Sta. Etheldreda

3.Penyakit kulit : Sto. Georgius

4.Sakit gigi : Sta. Apollonia

5.Luka-luka : Sto. Benediktus dari Nursia

6.Sakit Pernafasan : Sto. Bernardinus dari Siera.

7.Sakit perut(anak) :Sto.Carrolus Boromeus

8.Sakit lutut : Sto.Rocco

9. Sakit Epilepsy : Sto.Yohanes Chrysostomus.

10. Sakit jiwa/mental : Sta. Eustochia

11. Penyakit kelamin : Sto. Leonardus

12. Sakit kepala : Sto.Stefanus Martir

13. Sakit Kronis :Sto.Filipus Benizi

14. Sakit mata : Sta. Lucia

15. Penyakit Menular : Sto. Rochus

16. Sakit Tenggorokan : Sto. Blasius

17. Sakit Jantung : Sto. Yohanes De Deo

18.Sakit perut(dewasa): Sto. Bonaventura

19. Sakit kaki : Sto. Sevatius

20. Sakit telinga : Sto. Pankrasius

21. Sakit kanker : Sto. Peregrinus Laziosi

22. Demam : Santo Hugo dari Cluny

23. Kanker payudara : Sta.Agatha

Sekedar sharing :

Saya pribadi sangat mengutamakan doa dibanding hal-hal lain. Setiap peristiwa hidup terkhususnya sakit pasti ada suatu kekuatan yang menyebabkannya. Oleh karena itu selain berusaha berobat melalui bantuan para medis, kita patut berdoa. Kekuatan yang menyebabkan sakit ada macam-macam :
a. Kuasa Tuhan ( untuk mengajari kita/menegor)
b. Kuasa Dosa ( akibat keteledoran,kesalahan,kealpaan,kerakusan kita sendiri)
c. Kuasa jahat/iblis (akibat serangan iblis dengan tujuan bermacam-macam, guna-guna,atau ilmu hitam)

Oleh sebab itu doa sangat penting dan yang utama karena doa secara langsung membantu menghilangkan penyebab sakit tersebut.
Jika penyebabnya "a" maka melalui doa kita dikuatkan atau jadi sadar apa dosa salah saya,atau bahkan kita diberi perasaan bahagia sudah diberi penyakit untuk mengecap setitik kecil penderitaan Yesus.
Jika "b" maka doa kita bisa memohonkan pengampunan/menghapus dosa kesalahan.
Jika "c" maka doa kita dapat menghilangkan pengaruh buruk kuasa jahat.

Saya pribadi bukan orang yang akrab dengan dunia medis. Seperti moto sebuah balsam " dikit-dikit jangan minum obat " itulah yang saya terapkan. Sampai saat ini saya tidak pernah masuk rumah sakit untuk rawat inap, paling parah hanya disuntik itupun karena demam. Sakitnya saya hanya sakit kecil seperti maag,sakit kepala, flu dan batuk. Berkat doa dan hidup secara sehat dengan alam dan sesama saya dapat menikmati hidup secara sehat. Namun catatannya saya tidak menganjurkan anda untuk mengabaikan pemeriksaan kesehatan yang rutin. Jangan turuti diri saya yang memang tipe alergi dengan dunia pengobatan saya lebih senang pengobatan tradisional daripada modern.
Semoga tulisan ini berguna bagi kita semua. Tuhan memberkati kesehatan kita sekalian. Amen.

"Doa selalu lebih baik daripada percaya ke dukun atau paranormal"

USAHA MENGGANTI KEBIASAAN TAHAYUL ,MAGIC,DENGAN WARISAN DOA KATOLIK

Indonesia adalah negara yang masyarakatnya masih akrab dengan berbagai macam Urban Legend(mitos dan legenda leluhur) yang terungkap melalui berbagai upacara-upacara ritual.
Seringkali di abad modern,masyarakat masih mempraktekkan berbagai upacara-upacara bersifat kedukunan atau bisa disebut magic.
Terutama saat seseorang mengalami masalah-masalah hidup yang tidak mampu terjawab oleh akal(logika) dan ilmu pengetahuan.
Contoh : saat sakit didiagnosa oleh dokter tidak ada sakit secara medis,lalu larinya ke perdukunan,paranormal dll.
Misalnya bangkrut,patah hati,gelisah,bingung larinya kedukun,paranormal untuk dapat susuk,ilmu,bahkan mempraktekkan pelet.

Seharusnya hal ini tak perlu terjadi dan tetap menjadi kebiasaan karena penulis percaya tidak ada masyarakat Indonesia yang tidak beragama setidaknya di dalam ktp.

Orang-orang Katolik pun tidak lepas dari fenomena seperti ini,mengaku Katolik berumur tapi saat mendapati masalah demikian tetap juga beralih ke praktek-praktek di luar KeKristenan.

Sebagai orang Katolik sejati,kita mesti memahami bahwa Gereja bukan hanya tempat beribadah saja. Gereja menawarkan diri sebagai solusi bagi segala masalah hidup terutama masalah hidup yang adikodrati(masalah yang tidak wajar,tak mampu dijawab logika dan ilmu pengetahuan).
Oleh sebab itu,penulis mengajak umat Katolik untuk datang ke Gereja untuk mengkonsultasikan masalah-masalah kepada pihak Gereja terutama Pastor Paroki. Pastor Paroki akan memberikan nasehat dan saran sekiranya apa yang harus dilakukan.
Tinggalkan dunia perdukunan dan paranormal dan datanglah ke Gereja.

Di bawah ini penulis mendaftarkan beberapa kemungkinan jalan keluar untuk beberapa masalah.

1. Hidup tidak tenang,gelisah,takut,patah hati.

a. Doa Rosario Pembebasan
b. Doa Koronka Kerahiman Ilahi
c. Sakramen Pengakuan Dosa

2. Sakit yang tak terdiagnosa medis.

a. Sakramen Pengurapan Orang Sakit
b. Novena  terutama Kepada Maria,Yesus,dan Yudas Tadeus
c. Menggunakan sakramentali Garam berkat dan air suci(dioleskan sebagai tanda salib di dahi penderita sakit)

3. Gangguan kuasa jahat( iblis,setan,guna-guna,pelet)

a. Doa yang saya muat di blog ini dapat dipilih salah satu sesuai keinginan untuk melakukan Eksorsisme Pribadi(sangat dianjurkan oleh Gereja)

b. Memercikkan atau menaburkan garam berkat atau air suci sekeliling ruangan tempat tinggal secata teratur.

c. Sering memberkati diri sendiri dengan air suci dengan tanda salib di dahi terutama sebelum dan sesudah berdoa.

Keterangan tambahan :
Kebiasaan mengatasi masalah dengan tradisi doa sangat baik untuk menghindarkan kita dari perbuatan menyekutukan Tuhan. Magic apapun namanya,baik Blackmagic atau Whitemagic tetaplah suatu sumber kekuatan yang menomorduakan Tuhan.
Magic hanya akan memperparah keadaan ,karena Yesus berkata TIDAK MUNGKIN IBLIS MELAWAN IBLIS SENDIRI "Demikianlah juga kalau Iblis mengusir Iblis, iapun terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri; bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan?"  (Mat 12:26).
karena itu hanya kuasa Allah yang mampu membantu kita mengatasi segala masalah yang bersifat adikodrati(tidak wajar dalam ukuran logika dan ilmu pengetahuan).

Untuk sekedar nasehat,JANGAN JUGA TERBURU-BURU MENGKLAIM SEGALA HAL SEBAGAI FENOMENA ADIKODRATI BUKTIKAN DULU MELALUI LOGIKA DAN ILMU PENGETAHUAN.

Semoga Tuhan melindungi kita sekalian. Amen.

Sekedar Sharing :
1. Penulis pernah menempati rumah yang sudah lama tidak ditempati dan terbengkalai. Tak berkunci tapi tak satupun orang pernah berani memasuki untuk tujuan mencuri. Bagi masyarakat sekitar rumah tersebut sangat terkenal angker. Tetangga bersaksi seringkali mendapati aktivitas-aktivitas adikodrati di rumah dan sekitar rumah tersebut.
Bahkan pemilik rumah ( yang adalah keluarga penulis sendiri "Om") tidak pernah berani menginap di rumah tersebut.
Pada saat penulis menempatinya, rumah masih dalam tahap renovasi sehingga terkesan angker dan kurang aman. Penulis mendapati fenomena adikodrati hanya pada hari pertama, dan setelah itu barulah pemilik rumah berterus terang mengenai keadaan rumah tersebut (cerita mengenai keangkeran rumah tersebut baru diberitahu oleh para tetangga dan pemilik rumah setelah penulis mengalami fenomena aneh ). Penulis tidak mau main-main dengan kuasa jahat, sebulan sekali penulis mendoakan doa eksorsisme pribadi dan memercikkan air suci sekeliling rumah. Memang tidak serta merta menghilangkan si "entitas" tapi berhasil menertalkan gangguan darinya. Selama 2(dua) tahun penulis menempati rumah tersebut dengan aman, para tetangga kagum dan menklaim kalau penulis adalah seorang "pemberani" soalnya sebelumnya untuk mendekat ataupun melintasi rumah tersebut di malam hari para tetangga tidak berani. Penulis hanya tertawa karena semua karena kuasa Tuhan saja. Sekarang rumah tersebut sudah rapi dan selesai direnovasi bahkan dibangun pagar. Om dan tante sering menginap dan tidak takut-takut lagi. Setelah penulis pergi dari rumah tersebut ,rumah ditempati oleh sepupu penulis yaitu anak perempuan dari pemilik rumah yang kebetulan berkuliah di kota itu.

2. Tahun 2009 penulis menjalani magang selama 3 bulan dan mau tidak mau tinggal jauh dari orangtua. Jatuh sakit adalah saat yang paling tidak enak saat kita harus berada jauh dari orangtua. Oleh sebab itu, penulis secara rutin setiap malam berdoa Rosario dengan intensi mohon dihindarkan dari sakit selama menjalani magang. Penulis bersaksi selama 3 bulan tersebut penulis tak sekalipun pernah jatuh sakit.

3. Tahun 2010 Semester 2 kuliah,penulis berhadapan dengan fenomena "kerasukan" katanya. Saat itu penulis masih "hangat-hangat kuku" maksudnya masih percaya sama yang begituan(magic).
Penulis mencoba membantu menggunakan magic menyembujlan si korban. Ternyata tidak mempan, penulis mencoba dengan orasi suci, tidak mempan juga. Akhirnya seorang pastor yang dikaruniai untuk masalah pembebasan roh jahat pun dihubungi dan si korban akhirnua tertolong. Menurut sumber yang penulis percayai, kegagalan penulis itu karena disebabkan oleh mencampuradukkan magic dan doa Kristen. Akibatnya kedua-duanya tidak mempan karena si pendoa memiliki iman yang "hangat-hangat kuku".

4. Tahun 2016 penulis pernah menolong seorang ibu hamil yang setiap malam diincar oleh "palasik"( makhluk jadi-jadian yang menghisap darah dan janin). Pada saat penulis datang, si ibu sudah lemas dan pucat,serta telapak tangan dan kaki dingin seperti es. Penulis mendoakan doa Deliverance dan doa Medali kemudian memercikkan air suci ke seluruh badan si ibu dan sekeliling rumah. Penulis percaya itu berdaya guna karena toh sekarang bayinya sudah lahir dan sangat sehat.

5. Tahun 2016, penulis pernah dipanggil untuk mendoakan keluarga yang mengeluh kalau rumahnya ini kurang enak ditempati, anggota keluarga sakit secara bergantian tanpa penyebab yang pasti. Sakit ringan menurut dokter tapi parah dirasakan mereka sendiri. Bahkan salah seorang anak hampir meninggal dalam sakitnya. Penulis memimpin doa singkat dengan ditutup serangkaian doa-doa Deliverance yang penulis doakan sendiri dalam hati sambil memercikkan air suci ke seluruh ruangan.
Sampai sekarang masih belum terdengar ada keluhan lagi dari keluarga tersebut. Bahkan setiap bertemu di gereja, mereka tersenyum bahagia melihat saya. Saya ikut bahagia untuk mereka.

6. Pada bulan oktober 2017, penulis mendapatkan laporan kasus kerasukan. Setelah datang mengunjungi dan melakukan investigasi, penulis agak meragukan ke-asli-an kasus tersebut. Dalam kebingungan penulis memilih berkonsultasi dengan pastor paroki. Berdasarkan saran dari pastor paroki, tidak masalah mendoakan untuk urusan benar atau tidaknya itu urusan Tuhan bukan urusan kita, kita toh hanya berdoa dan percaya untuk selebihnya itu urusan Tuhan.
Berbekal saran tersebut penulis memutuskan mendoakan korban dengan doa pelepasan sebanyak  6 sesi sekaligus ditutup dengan doa permohonan di dalam ujud Misa.

Jumat, 04 Agustus 2017

LAMBANG/ICON YANG MENDATANGKAN KUASA ALLAH UNTUK MENGHADANG KUASA JAHAT

Lambang atau icon merupakan cikal bakal bahasa. Sebelum manusia mengenal bahasa tulisan seperti sekarang ini,manusia memakai lambang/icon untuk menggungkapkan perasaan,maksud/tujuan nya kepada orang lain.

Lambang atau icon pada dasarnya semuanya baik. Hanya saja dalam upaya balas dendam iblis terhadap Allah, iblis telah merebut beberapa "inventaris" Allah tersebut dan merubah citranya menjadi buruk. Sebagaimana terjadi pada manusia dalam proses jatuh ke dosa.

Oleh kesadaran tersebut,sebagai manusia yang adalah hamba Allah,manusia punya kewajiban untuk mengubah citra buruk tersebut agar kembali menuju kebaikan.

Yesus sendiri telah meneladani melalui proses penggubahan salib dari "tanda hina" menjadi "tanda kemenangan".

Ada banyak lambang/icon yang telah direbut oleh pihak jahat(iblis) kemudian diklaim sebagai hak milik mereka dengan maksud menghujat Allah dan Gereja. Contoh salib Petrus yang diubah menjadi salib Gereja Setan, Triquerta lambang Tritunggal menjadi lambang Setan, Eye of God menjadi mata dajal, dan masih banyak lagi.

Iblis berusaha merebut lambang/icon tersebut karena menyadari kuasa yang terungkap di dalamnya. Oleh sebab itulah kita manusia pun harus mengakui kuasa doa tak terucapkan dari lambang/icon.

Lambang/icon memegang peranan penting dalam usaha melawan kuasa jahat. Saat kita tak mampu lagi berdoa dalam kata-kata maka beralihlah kepada Lambang/icon iman yang mengungkapkan berjuta kata.

Di bawah ini penulis akan mendaftarkan lambang/icon yang selama ini penulis pakai sehari-hari dalam rangka perjuangan melawan kuasa kejahatan.

1. Berupa Benda(Sakramentali)

-Rosario

-Salib Medali St.Benediktus Nursia
-Salib St. Patrick( St.Patrisius)
-Salib St. Brigita dari Irlandia(Brigid's Cross)
-Garam Berkat
-Air Suci

2. Berupa gambar(dilukis pada benda,pintu,atau tempat yang ditargetkan)

-Triquerta (Lambang Tritunggal Mahakudus)
-Solar Cross (Lambang kasar salib St.Patrick)
-Tree of Life (lambang kasar Pohon Kehidupan)
-Crossed Spears (Salib Tombak,lambang kasar penjaga Pohon kehidupan dan bisa juga melambangkan Salib St.Andreas)
-Brigid's Cross (lambang kasar salib St Brigita)
-Triple Holy (segitiga dengan tulisan Sanctus melambangkan Tritunggal Mahakudus)
-Alpa Omega (lambang kasar Alpa dan omega yang saling tindih,mengungkapkan Allah)
-Chi Rho (lambang kasar nama Yesus dalam huruf "x" yang berkepala huruf "p".)
-I'AM THAT I'AM (lambang kasar nama Allah yang diperkenalkannya sendiri kepada Musa; " AKU ADALAH AKU")

Keterangan tambahan:
Penulis untuk sementara ini hanya memakai lambang/icon tersebut sehari-hari dengan alasan yakin akan kemurniaan maknanya. Untuk lambang lain penulis belum berani mencoba memakainya karena masih "ambigu" maknanya bagi penulis.
Oleh sebab itu penulis berharap para oembaca dapat memberikan masukan sekira ada lambang/icon lain yang dapat kita pakai dalam proses melawan kuasa kejahatan.

Catatan : Lambang/icon harus memiliki kepraktisan dalam melukis(gambar) atau mendapatkannya(benda),terutama harus berhubungan dengan perlawanan kuasa kejahatan secara langsung dari riwayatnya.
Penulis memilih lambang/icon diatas dengan alasan tersebut juga.