Sabtu, 15 Juli 2017

Symbolum Athanasium/The Athanasian Creed/Pengakuan Iman Athanasius

Keterangan :
Kredo Athanasius atau Pengakuan Iman Athanasius atau Symbolum Athanasium adalah salah satu rumusan iman yang otoritasnya diakui oleh Gereja Katolik.
Secara resmi diucapkan pada ofisi suci bagian Prima/Prime hari minggu (ibadat harian para biarawan yaitu ibadat awal pagi sekitar pukul 06.00) dan juga salah satu bagian penting dari teks ritual eksorsisme resmi Gereja Katolik.
Meskipun merupakan salah satu bagian resmi dari teks eksorsisme meriah(Kredo Athanasius terdapat pada bagian 7b di dalam RITUS EXORCIZANDI OBSESSOS A DAEMONIO/RITE OF EXORCISM/RITUS EKSORSIS RESMI GEREJA ,namun Kredo ini tidak dilarang didaraskan tersendiri/terpisah dari seluruh teks eksorsisme meriah.
Umat awam dapat mendaraskan Kredo ini sebagai sebuah madah/doa seperti mendaraskan mazmur.
Meskipun kegunaannya yang utama sebagai pengakuan iman,tetapi kita juga merujuk pada penggunaan lainnya yang di sematkan sebagai salah satu teks eksorsisme,tentu ada nilai lebih sehingga Kredo ini diikutsertakan dalam kumpulan doa ritus eksorsime meriah.
Kredo ini isinya jelas menghadirkan kuasa Tuhan untuk mengalahkan kuasa kegelapan/kuasa jahat.

Teks Kredo dalam bahasa Latin

SYMBOLUM ATHANASIUM

Quicumque vult salvus esse, ante ómnia opus est, ut téneat cathólicam fidem: Quam nisi quisque íntegram inviolatámque serváverit, absque dúbio in ætérnum períbit. Fides autem cathólica hæc est:

ut unum Deum in Trinitáte, et Trinitátem in unitáte venerémur. Neque confundéntes persónas, neque substántiam separántes. Alia est enim persóna Patris, ália Fílii, ália Spíritus Sancti: Sed Patris, et Fílii, et Spíritus Sancti una est divínitas, æquális glória, coætérna majéstas.

Qualis Pater, talis Fílius, talis Spíritus Sanctus. Increátus Pater, increátus Fílius, increátus Spíritus Sanctus. Imménsus Pater, imménsus Fílius, imménsus Spíritus Sanctus. Ætérnus Pater, ætérnus Fílius, ætérnus Spíritus Sanctus. Et tamen non tres ætérni, sed unus ætérnus. Sicut non tres increáti, nec tres imménsi, sed unus increátus, et unus imménsus.

Simíliter omnípotens Pater, omnípotens Fílius, omnípotens Spíritus Sanctus. Et tamen non tres omnipoténtes, sed unus omnípotens.

Ita Deus Pater, Deus Fílius, Deus Spíritus Sanctus. Et tamen non tres Dii, sed unus est Deus.

Ita Dóminus Pater, Dóminus Fílius, Dóminus Spíritus Sanctus. Et tamen non tres Dómini, sed unus est Dóminus.

Quia, sicut singillátim unamquámque persónam Deum ac Dóminum confitéri christiána veritáte compéllimur: ita tres Deos aut Dóminos dícere cathólica religióne prohibémur.

Pater a nullo est factus: nec creátus, nec génitus. Fílius a Patre solo est: non factus, nec creátus, sed génitus. Spíritus Sanctus a Patre et Fílio: non factus, nec creátus, nec génitus, sed procédens. Unus ergo Pater, non tres Patres: unus Fílius, non tres Fílii: unus Spíritus Sanctus, non tres Spíritus Sancti.

Et in hac Trinitáte nihil prius aut postérius, nihil majus aut minus: sed totæ tres persónæ coætérnæ sibi sunt et coæquáles. Ita ut per ómnia, sicut jam supra dictum est, et únitas in Trinitáte, et Trínitas in unitáte veneránda sit.

Qui vult ergo salvus esse, ita de Trinitáte séntiat.

Sed necessárium est ad ætérnam salútem, ut Incarnatiónem quoque Dómini nostri Jesu Christi fidéliter credat. Est ergo fides recta, ut credámus et confiteámur, quia Dóminus noster Jesus Christus, Dei Fílius, Deus et homo est.

Deus est ex substántia Patris ante sæcula génitus: et homo est ex substántia matris in sæculo natus. Perféctus Deus, perféctus homo: ex ánima rationáli et humána carne subsístens. Æquális Patri secúndum divinitátem: minor Patre secúndum humanitátem. Qui, licet Deus sit et homo, non duo tamen, sed unus est Christus. Unus autem non conversióne divinitátis in carnem, sed assumptióne humanitátis in Deum. Unus omníno, non confusióne substántiæ, sed unitáte persónæ.

Nam sicut ánima rationális et caro unus est homo: ita Deus et homo unus est Christus. Qui passus est pro salúte nostra: descéndit ad ínferos: tértia die resurréxit a mórtuis. Ascéndit ad cælos, sedet ad déxteram Dei Patris omnipoténtis: inde ventúrus est judicáre vivos et mórtuos.

Ad cujus advéntum omnes hómines resúrgere habent cum corpóribus suis: et redditúri sunt de factis própriis ratiónem. Et qui bona egérunt, ibunt in vitam ætérnam: qui vero mala, in ignem ætérnum.

Hæc est fides cathólica, quam nisi quisque fidéliter firmitérque credíderit, salvus esse non póterit.

Teks dalam bahasa Indonesia

CREDO ATHANASIUS

Barangsiapa ingin diselamatkan, harus memegang iman katolik di atas segalanya;
jika seseorang tidak menjaganya dengan jujur dan murni, dia akan binasa.

Iman katolik yaitu: Kita menyembah satu Allah dalam Tritunggal dan Tritunggal dalam Satu;
tanpa mencampur pribadi-pribadi, tanpa memisahkan hakikat.

Sebab pribadi Bapa adalah lain; pribadi Putra adalah lain; pribadi Roh Kudus adalah lain;Karena hanya ada satu pribadi Bapa, satu Anak, dan satu Roh Kudus.

tetapi ke-Allahan Bapa, Putra dan Roh Kudus satu, dan sama dalam kemuliaan, dan kehormatan yang sama dan kekal.
Sedemikian Bapa, demikian juga Putra dan demikian juga Roh Kudus.

Bapa tidak diciptakan, Putra tidak diciptakan, dan Roh Kudus tidak diciptakan;
Bapa tidak terhingga, Putra tidak terhingga, dan Roh Kudus tidak terhingga;

Bapa adalah kekal, Putra adalah kekal dan Roh Kudus adalah kekal;
meskipun demikian tidak ada tiga yang kekal tetapi satu yang kekal;

tidak ada tiga yang tidak diciptakan dan yang tidak terhingga tetapi satu yang tidak diciptakan dan satu yang tidak terhingga.

Demikian juga Bapa mahakuasa, Putra mahakuasa dan Roh Kudus mahakuasa;
meskipun demikian tidak ada tiga yang mahakuasa tetapi satu yang mahakuasa.

Demikian juga Bapa adalah Allah, Putra adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah;
meskipun demikian tidak ada tiga Allah tetapi satu Allah.

Demikian juga Bapa adalah Tuhan, Putra adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan;
meskipun demikian tidak ada tiga Tuhan tetapi satu Tuhan.

Seperti kita diperintahkan oleh kebenaran kristen untuk menyebut setiap pribadi adalah Allah dan Tuhan,
demikian juga kita dilarang oleh iman katolik untuk mengatakan ada tiga Allah dan Tuhan.

Bapa tidak dijadikan siapapun dan tidak diciptakan dan tidak dilahirkan.
Putra berasal dari Bapa, tidak dijadikan dan tidak diciptakan, tetapi dilahirkan.
Roh Kudus adalah dari Bapa dan Putra; tidak dijadikan, tidak diciptakan dan tidak dilahirkan, tetapi keluar;

maka ada satu Bapa, bukan tiga Bapa, satu Putra, bukan tiga Putra, dan satu Roh Kudus bukan tiga Roh Kudus.

Dan dalam Tritunggal tidak ada yang lebih dahulu atau lebih kemudian, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah,
tetapi ketiga pribadi sama kekal dan sama sederajat;

sehingga di segala tempat, seperti dinyatakan di atas, Tritunggal dalam kesatuan dan kesatuan dalam Tritunggal harus disembah.

Barangsiapa ingin diselamatkan harus demikian kepercayaannya mengenai Tritunggal.

Perlu juga bagi hidup kekal bahwa orang percaya dengan sungguh, bahwa Tuhan kita Yesus Kristus telah menjadi manusia.

Iman yang benar, karena itu yang kita percaya dan akui yaitu : Tuhan kita, Yesus Kristus, Putra Allah, adalah Allah dan manusia.

Dia adalah Allah dari hakikat Bapa-Nya, dilahirkan sebelum segala zaman, dan Dia adalah manusia dari hakikat ibu-Nya, dilahirkan di dalam zaman;

Allah sempurna dan manusia sempurna, dengan jiwa berakal dan tubuh manusiawi,
setara dengan Bapa dalam ke-Allahan-Nya, lebih rendah dari Bapa dalam kemanusiaan-Nya.

Meskipun Dia adalah Allah dan manusia, Dia bukan dua tetapi satu Kristus,
Dia satu bukan dengan mengubah ke-Allahan-Nya menjadi daging, tetapi dengan mengenakan kemanusiaan-Nya dalam Ke-Allahan,

Dia satu bukan dengan mencampur hakikat tetapi dengan kesatuan pribadi.
Seperti jiwa berakal dan tubuh adalah satu manusia, demikian juga Allah dan manusia adalah satu Kristus,

yang menderita sengsara untuk keselamatan kita, turun ke tempat penantian, dan pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati,
naik ke surga, dan duduk di sebelah kanan Allah, Bapa Mahakuasa,
dari sana Dia akan datang untuk mengadili orang hidup dan mati.

Pada hari kedatangan-Nya semua orang akan bangkit dengan badannya
dan mereka akan mempertanggungjawabkan perbuatan mereka masing-masing:
dan yang telah berbuat baik akan masuk ke dalam hidup yang kekal, dan yang telah berbuat jahat akan masuk ke dalam api yang kekal

Inilah iman katolik; barangsiapa tidak menjaganya dengan setia dan kuat, dia tidak dapat diselamatkan.

2 komentar:

  1. Artikel yang menarik.... semoga terus berkembang.....Saya ingin berbagi article tentang Notre Dame di Paris di https://stenote-berkata.blogspot.com/2018/06/paris-di-notre-dame_10.html
    Lihat juga video di youtube https://youtu.be/7sWfbl4En7g

    BalasHapus
  2. Shalom untuk bapak, ibu, saudara/i semua. Mari kita bersama-sama belajar membaca Shema Yisrael yang pernah dikutip oleh Yesus ( nama IbraniNya Yeshua/ ישוע ) di dalam Injil, yang dapat kita lihat di Markus 12 : 28 yang berasal dari Ulangan 6 : 4. Kalimat Shema Yisrael ini biasa diucapkan oleh orang Yahudi dalam setiap ibadah untuk mengungkapkan iman kepada satu Tuhan yang berdaulat dalam kehidupan mereka dan pada awalnya pun orang-orang yang percaya kepada Yesus dari bangsa-bangsa bukan Yahudi juga ikut serta dalam ibadah orang Yahudi di sinagoga.

    Tanpa bermaksud untuk menyangkali keberadaan Bapa, Anak dan Roh Kudus yang juga telah berulangkali diungkapkan dalam Perjanjian Baru, berikut ini Shema Yisrael dengan huruf Ibrani dan cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa yang ada

    Huruf Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד "

    Cara membacanya, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "

    Dilanjutkan dengan mengucap berkat

    Huruf Ibrani, " ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד "

    Cara membacanya, " Barukh Shem kevod, malkuto le'olam va'ed "

    ( Diberkatilah Nama mulia, KerajaanNya untuk selama-lamanya )

    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🕍🤴🏻👑🇮🇱🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪

    BalasHapus